Mereka mengatur setiap aspek kehidupan anak-anaknya, termasuk hubungan sosial, waktu luang, dan aktivitas sehari-hari.
Akibatnya, anak kesulitan mengembangkan kreativitasnya karena sering kali dihambat oleh orang tua.
- Terdapat Hukuman Fisik
Dalam banyak kasus pola asuh yang strict parents, orang tua sering kali menggunakan hukuman fisik untuk menghalangi anak mereka.
Namun penggunaan hukuman fisik memberikan dampak yang sangat negatif terhadap perkembangan emosional dan psikologis anak.
Anak-anak yang dihukum secara fisik cenderung menjadi orang yang mudah marah dan mungkin mengembangkan banyak sifat negatif lainnya.
- Banyaknya Tuntutan Kepada Anak
Orang tua yang mengikuti gaya parenting yang strict parents cenderung memaksakan banyak aturan, standar, dan persyaratan pada anak-anaknya.
Sayangnya, terkadang mereka tidak peka terhadap perasaan, kebutuhan, atau pendapat anaknya.
Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi anak.
- Tidak Membiarkan Anak Mengambil Keputusannya Sendiri
Orang tua yang menggunakan gaya parenting seperti ini seringkali cenderung tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengambil keputusan sendiri atau membentuk pendapatnya sendiri.
Seringkali mereka mengambil inisiatif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan anak tanpa membiarkan mereka berpartisipasi.
Baca Juga: Pusing dengan Kelakuan Anak Dirumah? Yuk Kenali Emosi pada Anak dan Tips Mengelola Emosinya
- Tidak Percaya Pada Kemampuan Anaknya
Orang tua yang tegas atau otoriter cenderung meragukan kemampuan dan penilaian anak mereka.
Mereka jarang memberi anak kesempatan untuk membuktikan diri atau mengambil keputusan sendiri.
Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri anak dan membuat mereka merasa tidak mampu.***