Dampak Negatif Inkubator Parenting: Pengasuhan dengan Memaksa Anak Berkembang di Luar Batasan

Photo Author
- Minggu, 22 Oktober 2023 | 20:05 WIB
Ilustrasi anak yang dibesarkan dengan inkubator parenting ( (Foto: GENMUSLIM.id/ dok: Pexels/Tima Miroshnichenko))
Ilustrasi anak yang dibesarkan dengan inkubator parenting ( (Foto: GENMUSLIM.id/ dok: Pexels/Tima Miroshnichenko))

GENMUSLIM.id - Jika dianalogikan inkubator parenting ini layaknya bayi-bayi yang dimasukkan ke dalam inkubator. 

Sama halnya dengan inkubator parenting, bayi dengan organ yang belum berkembang optimal akan masuk ke dalam inkubator agar mempercepat proses pematangan organnya. 

Jadi, orang tua yang menerapkan inkubator parenting akan memaksa anak untuk belajar lebih cepat dan tidak sesuai dengan fase perkembangan kematangan usia anak. 

Rasanya, setiap orang tua pasti akan mengharapkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. 

Orang tua pasti akan merasa bangga ketika anaknya lebih unggul dari anak lainnya. 

Namun, ketika orang tua telah memiliki ambisi agar anak mereka selalu lebih dari anak lainnya, justru dapat berdampak buruk bagi anak. 

Baca Juga: Melibatkan Ayah dalam Parenting: Sentuhan Peran Ayah untuk Membentuk Masa Depan Anak Gemilang

Hal ini karena orang tua akan mengupayakan berbagai cara agar anak-anak mereka unggul dalam segala. 

Mendaftarkan agar ikut dalam berbagai jenis kursus, menggunakan flash card  untuk mengajarkan membaca sejak bayi, memberikan tontonan yang dapat merangsang kognitif anak. 

Akibatnya anak akan mendapatkan stimulasi yang berlebihan. 

Belum lagi ketika anak mulai bersekolah akan menghadapi beban akademik.

Bahkan ada anak yang sejak kelas 1 SD orang tua memaksa untuk mengikuti berbagai les pelajaran. 

Baca Juga: Quality Time Bersama Anak: Kunci Parenting Ideal untuk Memperkuat Hubungan antara Orang Tua dan Anak

Kondisi ini akan membuat anak mengalami stres dan mengganggu tumbuh kembangnya. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yusfika Hastin Safitri

Sumber: Happy Book for Happy Parent karya Aisya Yuhanida Noor

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X