Strategi ini melatih anak untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan sosial.
Baca Juga: Ini Pentingnya Literasi Baca Tulis Bagi Komunitas Anak Marginal
e. Kelompok Besar (Big Team)
Strategi ini dilakukan oleh anak dalam satu kelas untuk membuat sesuatu, misalnya mendirikan tenda. Anak akan merasa puas apabila sesuatu berhasil dikerjakan bersama-sama.
f. Kunjungan
Kunjungan atau karyawisata ini dilakukan dengan mengajak siswa mengunjungi suatu objek secara langsung untuk memberikan pengalaman belajar yang tidak diperolehnya di dalam kelas.
Kunjungan ini dapat pergi ke sekitar sekolah, pasar, bank, museum, kebun binatang, pantai dan sebagainya.
Melalui kegiatan ini, anak dapat melihat, mengenal dan mengamati secara langsung objek-objek yang dikunjungi.
Selain itu, dengan berkaryawisata akan menumbuhkan minat anak tentang sesuatu hal, meningkatkan perbendaharaan kata, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan.
g. Permainan
Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi dan memanfaatkan objek-objek di dekatnya.
Bermain bagi anak juga merupakan suatu proses kreatif untuk mempelajari keterampilan yang baru.
Guru menambahkan muatan edukatif pada permainan tersebut sehingga secara tidak langsung anak belajar.
h. Bercerita
Bercerita adalah salah satu metode untuk mendidik anak. Berbagai nilai-nilai moral, pengetahuan, dan sejarah dapat disampaikan dengan baik melalui cerita.
Melalui metode bercerita pula, anak dilatih untuk menjadi pendengar yang kritis dan kreatif. Maka guru anak usia dini sebaiknya pandai bercerita.
Baca Juga: Anak Sering Sakit? Jangan Khawatir, Amalkan Doa ini agar Demam Cepat Turun, Orang Tua Wajib Tahu!
Strategi-strategi pembelajaran tersebut sangat cocok diaplikasikan oleh para pendidik anak usia dini di PAUD, RA atau TK.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan jika strategi-strategi tersebut di atas diterapkan juga oleh orang tua yang tentunya dengan sedikit modifikasi dan penyesuaian.