Anak-anak yang akan diayun dalam upacara tersebut, baru dibawa ke tempat ayunannya menjelang tibanya pembacaan Asyrakal dan si anak langsung dimasukkan ke dalam ayunan yang telah disediakan.
Tepat pada saat pembacaan Asyrakal, anak yang ada dalam ayunan diayun secara perlahan, yakni dengan menarik selendang yang diikat pada ayunan tersebut.
Maksud diayun pada saat itu adalah untuk mengambil berkah atas keluhuran dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Dilanjutkan dengan pembacaan Manakib Wali Allah, ceramah agama dan ditutup dengan doa.
Kemudian para Habib, Ulama dan umara menapung tawari (memberkati) peserta Baayun Anak, diiringi pembacaan Sholawat Badar.
Baca Juga: Muslim Harus Tau! Inilah Dalil Al-Quran dan Hadist Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Upacara Baayun Mulud diselenggarakan pada pagi hari dimulai pukul 10.00 bertempatan dengan tanggal 12 Rabiul awal (hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW).
Tempat pelaksanaannya tidak sembarangan. Bertempat di Mesjid, membuat ritual ini menjadi luar biasa. Dengan maksud agar anak senantiasa sehat, cerdas, berbakti kepada orang tua dan taat beragama.
Sangat kontras dengan tempatnya yang dikeramatkan menjadikan ritual ini bukan sekedar ramai, tapi juga sakral dan suci.
Baayun Mulud yang dilaksanakan setiap tahun secara massal merupakan pencerminan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmad dan karunua-Nya.
Baca Juga: Anda Pecinta Shalawat, Inilah 4 Kitab Maulid Nabi SAW yang Sering Dibaca dan Populer di Indonesia
Kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmad ke muka bumi ini disambut dengan puji-pujian dan diungkapkan dalam syair-syair berzanji.
Tujuan diselenggarakannya upacara Baayun Mulud ini adalah untuk menciptakan momentum pemberian identitas tertentu kepada seorang anak.
Dalam hal ini identitas sebagai orang yang pernah mengikuti upacara Baayun Mulud. Seorang anak yang sudah mengikuti upacara Baayun Mulud dianggap sudah memenuhi salah satu tahapan hidupnya pada masa kanak-kanaknya.
Adapun fungsi upacara ini adalah untuk membentuk karakter anak sesuai dengan tahapan yang telah dicapainya, yakni menumbuhkan perasaan cinta yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebenarnya, upacara ini telah menjadi ritual wajib yang sudah menjadi tradisi jauh sebelum ajaran Islam dianut oleh orang-orang Suku Banjar.