GENMUSLIM.id — Pergelaran Baayun Mulud merupakan sebuah tradisi masyarakat Suku Banjar yang diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baayun Mulud adalah kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair Maulid yang dilaksanakan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal.
Dilansir Genmuslim dari situs website kemdikbud.go.id, berikut informasi lebih lengkap seputar tradisi Baayun Mulud dari masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan.
Upacara Baayun Mulud/Baayun Anak termasuk ke dalam upacara yang ditujukan untuk anak-anak menjelang dewasa, tepatnya ketika usia si anak antara 0-5 tahun.
Baca Juga: Ke Yogyakarta, Yuk! Ada Budaya Grebeg Maulud Sebagai Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Loh
Baayun Mulud terdiri dari dua kata, yaitu baayun dan mulud. Kata Baayun berarti melakukan aktivitas ayunan/buaian.
Aktivitas mengayun bayi biasanya dilakukan oleh seseorang untuk menidurkan anaknya. Dengan diayun-ayun, seorang bayi akan merasa nyaman sehingga ia akan dapat tidur dengan lelap.
Sedangkan kata mulud (dari bahasa Arab maulud) merupakan ungkapan masyarakat Arab untuk peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, kata Baayun Mulud mempunyai arti sebuah kegiatan mengayun anak (bayi) sebagai ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sang pembawa rahmat bagi sekalian alam.
Perlengkapan yang wajib disiapkan pada upacara ini adalah ayunan yang dibuat tiga lapis, dengan kain sarigading (sasirangan) pada lapisan pertama, kain kuning pada lapisan kedua dan kain bahalai (sarung panjang tanpa sambungan) pada lapisan ketiga.
Tali ayunan dipenuhi hiasan dari janur, berbentuk burung-burungan, ular-ularan, katupat bangsur, halilipan, kambang sarai, hiasan dari wadai 41 seperti cucur, cincin, pisang, nyiur dan lain-lain.
Orang tua yang melaksanakan Baayun ini diharuskan menyiapkan piduduk, yaitu sebuah sasanggan yang diisi beras, gula habang, nyiur, hintalu hayam, banang, jarum, uyah dan binggul (uang receh).
Ritual dimulai dengan membaca syair Maulid Al Habsy, Maulid Ad Dibai atau Maulid Al Barzanji.
Baca Juga: Menyambut Maulid Nabi: Tradisi, Doa, dan Kegiatan Keagamaan dalam Memperingati Hari Besar Umat Islam