Baca Juga: Program Beasiswa Pendidikan Pemimpin Indonesia Telah Dibuka, SMA Sampai S2 Bisa Mendaftar!
Melalui dekonstruksi, teks diurai untuk menggali makna yang lebih dalam.
Feminisme Sastra: Teori ini mengacu pada analisis karya sastra dari sudut pandang gender.
Ini menyoroti peran perempuan dalam sastra, menganalisis representasi gender dalam teks, dan mencari subversi terhadap norma-norma gender yang ada.
Postkolonialisme: Pendekatan ini memeriksa cara di mana sastra mencerminkan dampak imperialisme dan kolonialisme dalam budaya dan masyarakat.
Ini juga menyoroti suara-suaran yang terpinggirkan dalam karya sastra.
Budaya Pop: Dalam konteks sastra modern, budaya pop telah menjadi subjek yang semakin menarik.
Penulis menggabungkan elemen-elemen budaya populer seperti musik, film, dan ikon budaya dalam karya-karya mereka.
Masing-masing teori memiliki pendekatan unik dalam menganalisis makna dan struktur sastra.
2. Sastra
Sastra mencakup beragam karya tulis kreatif, termasuk puisi, prosa fiksi, drama.
Puisi: Gaya berbicara yang terstruktur secara estetis yang sering menggunakan ritme, rima, dan metafora untuk menyampaikan pesan emosional atau filosofis.
Prosa Fiksi: Karya sastra dalam bentuk naratif yang tidak terikat oleh aturan struktur puisi. Ini mencakup cerita pendek dan novel.
Drama: Karya sastra yang ditulis untuk pertunjukan di atas panggung. Drama menciptakan karakter, dialog, dan konflik yang dramatis.