GENMUSLIM.id – Pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut bahwa tager “Indonesia Gelap” salah dan yang gelap memicu polemik di tengah publik.
Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya aksi mahasiswa yang mengangkat tagar "Indonesia Gelap" sebagai bentuk kritik terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang semakin sulit.
Tagar "Indonesia Gelap" bukan muncul tanpa alasan. Kalangan mahasiswa yang turun ke jalan menyoroti berbagai persoalan yang masih membelenggu negeri ini, mulai dari kesenjangan ekonomi, kebebasan berekspresi yang semakin tergerus, hingga kebijakan pemerintah yang dinilai lebih berpihak kepada elit ketimbang rakyat kecil.
Aksi protes yang dilakukan bukan sekadar bentuk perlawanan tanpa dasar, melainkan refleksi dari keresahan generasi muda terhadap masa depan yang semakin suram.
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube PRABU MALAKA pada Minggu 23 Februari 2025 Luhut dalam pernyataannya menanggapi gerakan ini dengan menyebut bahwa mereka yang menganggap Indonesia gelap adalah pihak yang salah memahami realitas.
Menurutnya, negara ini sudah mengalami kemajuan meskipun masih memiliki berbagai tantangan.
Namun, pernyataan ini justru dianggap meremehkan kritik mahasiswa yang berjuang menyuarakan aspirasi rakyat.
Kritik dari berbagai kalangan pun bermunculan, salah satunya datang dari pengamat politik Faizal Assegaf yang menilai sikap Luhut sebagai bentuk arogansi kekuasaan.
Reaksi keras datang dari Faizal Assegaf, yang melalui akun media sosialnya mengkritik tajam pernyataan Luhut.
Faizal menilai Luhut sebagai sosok yang lebih memilih mengintimidasi mahasiswa dibandingkan mendengarkan keluhan mereka.
Ia bahkan menyebut Luhut sebagai pejabat yang panik menghadapi aksi protes rakyat dan lebih memilih bersikap represif ketimbang membuka ruang diskusi.
Sikap keras pemerintah terhadap aksi mahasiswa menimbulkan pertanyaan lebih jauh tentang bagaimana kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi.