nasional

Wacana Libur di Bulan Ramadhan 2025, Habib Syarief Muhammad Alaydrus: Adakan Rapat Kemenag dan Kemendikdasmen

Senin, 13 Januari 2025 | 20:12 WIB
Butuh Rencana Matang untuk Program Libur di Bulan Ramadhan 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: SDIT Insan Mandiri Jakarta)

GENMUSLIM.id – Libur di bulan Ramadhan 2025 menjadi isu hangat dibicarakan oleh orang tua yang memiliki anak masih sekolah.

Dikutip GENMUSLIM dari DPR RI pada Senin, 13 Januari 2025, anggota komisi X Habib Syarief Muhammad Alaydrus merespon wacana libur Ramadhan selama sebulan penuh.

Ia meminta Kemenag dan Kemendikdasmen duduk bersama membahas rencana tersebut.

Baca Juga: Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan 2025? Ini Alasan dan Dampaknya untuk Siswa dan Keluarga

Habib Syarief, rencana libur selama Ramadhan merupakan hal yang baik, ini memberikan kesempatan pelajar menggunakan waktunya dalam beribadah secara optimal serta meningkatkan sisi spiritualitas.  

"Tujuan libur selama Ramadaan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu," ujar Habib Syarief di Jakarta, Minggu 5 Januari 2024.

Menurutnya, rencana libur selaman Ramadhan harus dimatangkan sehingga Kemenag dan Kemendikdasmen harus berdiskusi bersama terkait hal ini.  

 “Masih banyak pertanyaan yang muncul, misalnya, apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?” tanyanya.

“Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, seperti apa formatnya? Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi," paparnya.

Habib Syarief, menekankan libur Ramadhan harus ada kegiatan positif sehingga anak tidak fokus bermain gawai saja.

Baca Juga: KEREN! Prestasi Membanggakan Anak Indonesia dari MAN 2 Kudus, Mulai Bidang Literasi hingga Jualan

“Jika kegiatan selama Ramadan diserahkan penuh kepada orang tua, maka mereka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan,” ujar Habib Syarief.

“Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain gawai di rumah,” jelasnya.

Habib Syarief meminta  Kemenag dan Kemendikdasmen mengadakan rapat bersama dalam menyusun formula Program Ramadan atau pesantren kilat.

Halaman:

Tags

Terkini