Wacana Libur Ramadhan 2025, Ketua MUI: Perpendek Waktu Belajar, Tambah Pendidikan Agama di Sekolah

Photo Author
- Minggu, 12 Januari 2025 | 09:52 WIB
Ketua Majelis UIama Indonesia Bidang Dakwah Perihal Wacana Libur Ramadhan 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: cholilnafis.com)
Ketua Majelis UIama Indonesia Bidang Dakwah Perihal Wacana Libur Ramadhan 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: cholilnafis.com)

GENMUSLIM.id – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menanggapi wacana libur ramadhan 2025 bagi dengan memberikan pandangan strategis terkait pendidikan keagamaan.

Dilansir oleh GENMUSLIM.id dari mui.or.id pada Minggu, 12 Januari 2025 menurut Kiai Cholil Nafis, libur sekolah sebulan penuh selama Ramadhan kurang tepat, khususnya untuk sekolah umum di kawasan perkotaan.

Ia berpendapat bahwa momentum Ramadhan justru sebaiknya dimanfaatkan untuk memperkuat pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama, bukan dengan menghentikan aktivitas belajar sepenuhnya.

"Untuk sekolah umum, apalagi di perkotaan, tidak tepat jika Ramadhan diliburkan sepenuhnya, dalam arti tidak ada kegiatan sama sekali," ujar Kiai Cholil pada Jumat, 10 Januari 2024, di Kantor MUI, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Perlukah Libur Sekolah Selama Ramadhan? Ini Pandangan MUI dan Solusinya, Simak Hanya di Sini

Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah di Depok, Jawa Barat, Kiai Cholil menyarankan agar pendidikan selama Ramadhan diisi dengan kegiatan yang memperkuat nilai keagamaan.

Salah satu cara yang diusulkan adalah melalui program pesantren Ramadhan yang mengintegrasikan pembelajaran agama ke dalam aktivitas sekolah.

Ia juga menyoroti fakta bahwa sekitar 65 persen masyarakat Indonesia masih mengalami buta huruf Al-Qur’an. Hal ini, menurutnya, dapat dijadikan landasan untuk mengadakan program "Berantas Buta Al-Qur'an" (BBQ) selama bulan suci tersebut.

"Selain itu, kegiatan lain yang mengimplementasikan nilai-nilai puasa seperti kejujuran dan kedisiplinan juga bisa dilakukan. Intinya, buat kegiatan Ramadhan lebih produktif dengan menggabungkan nilai-nilai agama dan pendidikan sekolah," jelasnya.

Baca Juga: Apakah Isra Miraj 2025 Tanggal Merah? Cek Info Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama

Kiai Cholil Nafis menekankan bahwa solusi terbaik adalah menyesuaikan jadwal sekolah selama Ramadhan tanpa mengurangi esensi pembelajaran.

Waktu belajar dapat dipersingkat, tetapi muatan pendidikan agama Islam justru perlu ditingkatkan.

Dengan pendekatan ini, Ramadhan dapat menjadi momentum untuk memperkuat karakter siswa, membentuk kepribadian yang lebih religius, dan mendukung terciptanya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai moral dan spiritual.

"Dengan langkah seperti ini, Ramadhan menjadi waktu yang produktif, baik untuk pendidikan agama maupun penguatan karakter," tutupnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: mui.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X