Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia Minta Kemenag Perketat Seleksi Kesehatan Calon Jemaah Haji 2025

Photo Author
- Senin, 23 Juni 2025 | 20:44 WIB
Potret Menteri Agama Nasaruddin Umar saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah pada 3 Juni 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Kemenag.go.id)
Potret Menteri Agama Nasaruddin Umar saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah pada 3 Juni 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Kemenag.go.id)

GENMUSLIM.id - Penyelenggaraan haji 2025 yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) saat ini sudah memasuki fase pemulangan ke Indonesia.

Sebagian jemaah haji mulai diterbangkan dan tiba di Indonesia dan sebagian lainnya masih menunggu antrean kelompok terbang (kloter) di Tanah Suci.

Dalam proses penyelenggaraan haji ini, Kemenag mendapatkan nota diplomatik dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Nota diplomatik dari Kedubes Arab Saudi itu diterbitkan secara tertutup pada 16 Juni 2025 dengan ditujukan kepada Menteri Agama dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah pada Kementerian Luar Negeri.

Baca Juga: Terkait 5 Catatan Penyelenggaraan Haji 2025 dari Kedubes Arab Saudi, Kemenag Klaim Sebagian Besar Sudah Berhasil Diatasi

Di nota diplomatik tersebut, terdapat beberapa catatan penting sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2025.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah permasalahan kesehatan para jemaah haji, di mana untuk penyelenggaraan tahun depan, diminta untuk lebih selektif.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, mengungkapkan bahwa terkait kesehatan jemaah sudah dibahas sejak awal.

Disebutkan oleh Hilman bahwa jumlah jemaah haji Indonesia yang lansia dan memiliki risiko tinggi cukup tinggi.

Baca Juga: Kementerian Agama RI sebut Pemerintah Arab Saudi Bakal Umumkan Kuota Haji 2026 pada 10 Juli 2025

Diskusi awal tersebut dilakukan karena muncul kekhawatiran dari Pemerintah Saudi, jumlah jemaah yang wafat di 2025 melebihi tahun lalu.

Sehingga, jemaah lansia dan risiko tinggi harus dijaga dengan baik oleh grup dan pendampingnya.

“Ini juga menjadi catatan peringatan bagi mitra kita di KBIHU dan para pembimbing untuk jangan terlalu memaksakan ibadah sunah terlalu sering, terlalu banyak, kepada jemaah dengan kondisi khusus (lansia/risti) semacam itu,” ujar Hilman di Madinah dalam keterangannya, dikutip pada Minggu, 22 Juni 2025.

“Ini kan masih terjadi, jadi masih masuk catatannya dalam nodip,” imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Kemenag.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X