Ia menyatakan bahwa peran agama tidak hanya terbatas pada praktik ibadah spiritual saja, melainkan juga penjagaan terhadap bumi sebagai amanat ilahi.
“Kami memperkenalkan green theology sebagai cara untuk menjawab tantangan lingkungan yang semakin kritis,” ujarnya.
Agama tidak hanya membahas mengenai hubungan manusia dengan tuhannya saja, melainkan juga hubungan manusia dengan sesama, serta hubungan manusia dengan alam.
Kerusakan alam sering kali terjadi akibat ulah perilaku manusia. Eksploitasi sumber daya alam menjadi salah satu contoh sebab atas segala bencana yang terjadi.
Baca Juga: Menag Nasaruddin Umar Berkomitmen Kepada Kurikulum Berbasis Toleransi di Indonesia, Apa Tujuannya?
Menag mengatakan bahwa narasi spiritual memiliki peran penting dalam pembahasan mengenai isu lingkungan.
“Jika kita bekerja dengan hati, tidak ada yang membedakan kita. Semua agama pasti mendukung kebaikan, termasuk menjaga lingkungan,” tegasnya.
Nasaruddin optimis bahwa pendekatan ini mampu menyatukan umat manusia demi masa depan bumi yang lebih baik.
Ia juga mengajak pemerintah, organisasi keagamaan, serta masyarakat untuk berperan aktif dalam memperkenalkan konsep green theology.***