Yuswohady meyakini perubahan yang terjadi di BUMN selama lima tahun ini tidak terlepas dari kepemimpinan yang telah dibawa Erick Thohir.
Ia pun mengatakan bahwa hasil dari apa yang tersampaikan di dalam buku ini tidak didapatkan dari wawancara eksklusif dengan Erick,
Melainkan melalui para Dirut BUMN yang sudah menjalin hubungan dan berinteraksi langsung dengan beliau.
Selain sukses dalam mengembangkan dan merubah wajah BUMN saat ini, Erick juga dinilai memberikan dampak positif kepada negara.
Melalui pendapatan pajak, PNBP hingga besaran dividen. Hal ini dinilai mampu membuat BUMN bersaing di ranah global.
Keberhasilan ini tidak hanya dilihat dari ucapan semata, melainkan dari besarnya angka angka yang dimiliki BUMN saat ini.
Diketahui bahwa aset yang dimiliki BUMN saat ini mencapai Rp 8.978,1 triliun dengan pendapatan sebesar Rp 2.292,5 triliun.
Angka ini ternyata mampu mengalahkan BUMN milik Singapura yaitu Temasek.
Dengan pencapaian ini Yuswohady berharap bahwa BUMN bisa bersaing lebih tinggi lagi di pasar internasional seperti Temasec dan Aramco milik Arab Saudi.
Yuswohady juga menilai bahwa faktor pendorong majunya BUMN selain fokus pada bidangnya, juga dikarenakan penerapan digitalisasi. ***