GENMUSLIM.id - Arus Mudik Lebaran 2024 sudah mengalami kepadatannya.
Puncak arus mudik tersebut diprediksi akan berlangsung pada empat hari bahkan sampai satu hari sebelum hari lebaran Idul Fitri 2024 dilaksanakan.
Dilansir dari berbagai media nasional, pelaksanaan Idul Fitri tahun ini akan dilaksanakan sekitar tanggal 10 April 2024.
Tentu, ketetapan resminya kita akan menunggu pengumuman dari Kemenag setelah sidang Isbat dilaksanakan.
Namun, jika kita lebaran tahun ini merujuk pada tanggal sepuluh, maka puncak arus mudik lebaran akan terjadi dari tanggal enam sampai sembilan April 2024.
Oleh karenanya, sebagai bentuk antisipasi agar arus mudik lebaran tahun ini berjalan dengan lancar, Menteri Perhubungan Republik Indonesia bapak Budi Karya Sumadi, bersama Kapolri bapak Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, serta Panglima TNI bapak Agus Subiyanto melakukan peninjauan guna melakukan evaluasi operasional di empat Gerbang Tol utama keluar Jakarta, pada Senin, 8 April 2024.
Empat Gerbang Tol utama ke Luar Jakarta yang ditinjau tersebut meliputi Cikampek Utama (Cikatama), Kalitama, Ciawi dan Cikupa.
Dalam proses peninjauan tersebut, Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan "Dari apa yang kita lihat, ada perubahan dari tahun yang lalu. Kalau tahun lalu itu Pemudik lebih suka siang hari, namun sekarang lebih suka malam, sehingga siangnya cenderung kosong. Nah, bagaimana kita memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, itu penting".
Bapak Budi Karya Sumadi, menekankan bahwa penyampaian informasi dan edukasi berkenaan dengan prosesi arus mudik lebaran 2024 ini menjadi hal yang sangat penting.
Sehingga, para pemudik, memiliki pengetahuan baru secara berkala tentang info terkini arus mudik yang sedang terjadi, sebagai gambaran mereka dalam melakukan perjalanan pulang kampungnya.
Pada saat yang bersamaan pula, menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan rasa duka citanya terhadap tragedi kecelakan beruntun kendaraan yang terjadi di Tol Cikampek KM 58 pada 8 April 2024.
Beliau menyampaikan bahwa kejadian tersebut merupakan pelajaran mahal sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan mudik di tahun-tahun berikutnya.
