Ramadhan segera Usai, Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1445 H Jatuh 10 April 2024: Ini Penyebab Penetapannya Lebih Dulu Dari Pemerintah

Photo Author
- Senin, 8 April 2024 | 11:24 WIB
Menjelang akhir Ramadhan, Muhammadiyah tetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 10 April 2024 ((GENMUSLIM.id/dok:Muhammad Shiddiq/ muhammadiyah.or.id)) )
Menjelang akhir Ramadhan, Muhammadiyah tetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 10 April 2024 ((GENMUSLIM.id/dok:Muhammad Shiddiq/ muhammadiyah.or.id)) )

Pelaksanaan sidang isbat tersebut, jika dilansir dari berbagai media daring Nasional, akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2024.

Meskipun demikian, salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah telah menetapkan waktu 1 Syawal 1445 H lebih dulu dari pemerintah dan organisasi islam lainnya.

Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1445 H, atau pelaksanaan Idul Fitri 2024, jatuh pada tanggal 10 April 2024.

Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan metode dalam penetapan awal tanggal Hijriah, antara Muhammadiyah dengan Pemerintah.

Merunjuk pada artikel tentang penetapan Idul Fitri 1445 H, yang Dilansir dari situs resmi Persyarikatan Muhammadiyah, menjelaskan bahwa Muhammadiyah dalam memutuskan 1 Syawal menggunakan metode Hisab Hakiki wu judul Hilal.

Baca Juga: Menelisik yang Sesungguhnya di Balik Makna Idul fitri dan Lebaran, Apa dan Bagaimana Asal Mula Terbentuknya

Hal tersebut tercantum pada Maklumat PP Muhammadiyah no. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Zulhijah 1445 H, tinggi bulan pada saat matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta ( - 07° 48' LS dan 2 = 110° 21' BT) + 06° 08' 28" (hilal sudah wujud).

Berdasarkan pada hasil hisab itulah maka Muhammadiyah secara resmi menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada tanggal 10 April 2024.

Tentu meskipun Muhamamdiyah telah lebih dahulu menetapkan waktu awalan Idul Fitri 1445, akan tetapi mayoritas umat islam di Indonesia tentunya akan merujuk pada ketetapan Menteri Agama sebagai instansi pemerintahan yang bertanggung jawab atas keputusan urusan keagamaan.

Meskipun apabila nantinya akan terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dan Kementerian Agama dalam penetapan 1 Syawal 1445 H tersebut, kita sebagai muslim yang baik haruslah bisa menunjukkan sifat toleransi beragama yang tinggi.

Jika kita bisa bertoleransi tinggi pada saudara-saudara non muslim dalam pelaksanaan ibadah yang mereka lakukan, seyogianya kita pun harus jauh lebih mampu menjunjung tinggi nilai-nilai penghargaan terhadap saudara-saudara seiman dan seagama dalam pelaksanaan kepercayaannya.

Baca Juga: Khutbah Jumat di Penghujung Ramadhan 2024, Bersama Kiai Budi Ashari di Masjid AL Fatih Saksikan Selengkapnya!

Dasar yang paling penting atas itu semua adalah, ada harapan kita kepada Allah swt. atas diterimanya amalan-amalan ibadah puasa yang telah dilaksanakan, serta penyematan status hamba yang bertaqwa selepas ditunaikannta rutinitas spiritual.

Karena, dengan harapan dan cita-cita tersebutlah, yang selalu kita munajatkan pada Tuhan yang Maha Esa untuk senantiasa dikabulkan melalui balasan terbaik dari-Nya. Aamiin.

Sahabat pembaca yang budiman!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: muhammadiyah.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X