GENMUSLIM.id – Ramadhan tahun ini terasa berbeda dengan munculnya istilah baru yaitu war takjil. Perebutan takjil yang terjadi di masyarakat namun bukan sesama muslim yang berpuasa tapi justru oleh non-Islam.
War takjil ini sedang ramai di konten-konten media sosial, karena masyarakat non-Islam sudah mulai mencari takjil pada pukul tiga sore sesaat setelah penjual membuka dagangannya.
Tidak sampai di sana, bahkan pada sebuah akun media sosial ditayangkan seorang pendeta yang mendukung terjadinya war takjil di sebuah gereja dengan mengatakan, “di saat umat Islam sedang lemas, kita harus bersiap berburu takjil di jam 3!” yang diiringi dengan tawa.
Baca Juga: Pemain Sepakbola PSG Mencoba Berbagai Menu Berbuka Puasa dari Beragam Negara, Bagaimana Reaksinya?
Ternyata fenomena perburuan menu berbuka puasa ini menjadi fenomena unik dan menarik yang belum pernah terlihat di bulan Ramadhan sebelumnya.
Karena tidak hanya menjadi bahan konten yang ramai dan viral di media sosial, namun juga menunjukkan keberagaman agama yang diwarnai dengan tawa dan keceriaan.
Melihat fenomena unik ini, akun Instagram @quranreview, mencoba untuk melihat dari sisi Qurani.
Apakah di dalam Al Quran hal seperti ini pernah disebutkan oleh Allah?
Ternyata ada!
Meskipun tidak secara langsung, namun dalam surat Al-Baqarah ayat 185 yang artinya, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil.)”
Redaksi artinya sedikit berbeda dengan yang berada pada permulaan surat Al-Baqarah ayat 2 yang bunyinya, “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Perbedaannya terletak kepada subjek bagi Al Quran itu sendiri. Jika di ayat 2 Allah mengkhususkan bagi orang-orang bertakwa yaitu mereka yang beragama Islam.
Sedangkan pada ayat 185 Allah menurunkan Al Quran bagi seluruh umat manusia tidak terkhusus pada satu agama saja. Dan ayat ini berhubungan erat dengan bulan Ramadhan.