GENMUSLIM.id – Penentuan awal Ramadhan 2024 dilakukan oleh kementerian agama melalui sidang isbat yang melibatkan banyak pihak dengan cara rukyat atau hisab.
Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama menyatakan hilal Ramadhan 2024 di seluruh Indonesia saat ini berada di atas ufuk dengan ketinggian antara - 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai dengan 0° 50‘ 01“ (0,83°).
Sudut elongasi berada di antara 2 derajat 15 menit 53 detik sampai dengan 2 derajat 35 menit 15 detik. Melihat kondisi tersebut, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat dilaksanakan sidang isbat penetapan awal Ramadhan 2024 belum memenuhi syarat.
"Bila melihat angka tersebut, hilal menjelang awal Ramadhan 2024/1445 H pada hari rukyat ini secara teoritis dapat diprediksi tidak akan terukyat, karena posisinya berada di bawah kriteria Imkan Rukyat tersebut," jelas anggota Tim Ahli isak Rukyat Kementerian Agama.
Syarat kriteria baru yang digunakan dalam penetapan awal Ramadhan 2024 mengacu pada ketetapan MABIMS Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura).
Pada tahun 2021 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak memungkinkan untuk dilihat.
Kemudian, terkonfirmasi dengan pernyataan para perukyatan yang ditugaskan Kementerian Agama di 134 titik yang terletak dari Aceh hingga Papua.
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua. Di 134 titik tersebut, tidak ada satupun perukyah dapat melihat hilal," Ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Berdasarkan dua kondisi tersebut, sidang isbat menyepakati untuk menyempurnakan bulan syaban menjadi 30 hari sehingga 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
Setelah Penetapan awal Ramadhan 2024 ini, Menag berharap seluruh umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kekhusyukan.
Perbedaan awal Ramadhan di tengah masyarakat juga hal yang wajar terjadi dan diharapkan tidak mengganggu ukhuwah atau persaudaraan.