Ramai Bahasan Debat Capres, Muslim Harus Tahu Adab Berdebat dalam Islam yang Tak Bisa Dilakukan Asal!

Photo Author
- Senin, 8 Januari 2024 | 15:02 WIB
Ramai Bahasan Debat Capres, Ini Adab Berdebat dalam Islam  ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube KPU RI))
Ramai Bahasan Debat Capres, Ini Adab Berdebat dalam Islam ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube KPU RI))

قُلْ اَرُوْنِيَ الَّذِيْنَ اَلْحَقْتُمْ بِهٖ شُرَكَاۤءَ كَلَّا ۗبَلْ هُوَ اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu(-Nya), tidak mungkin! Sebenarnya Dialah Allah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Baca Juga: Jadi Content Creator Emang Harus Inovatif, tapi Gimana Nih Kalau Otak Lagi Buntu Buat Mikir? Baca Doa Ini Yuk Biar Ide Kreatif Bisa Muncul Lagi!

Sebagai utusan Allah, Rasulullah SAW meyakini bahwa beliau adalah orang yang diberikan petunjuk dan para penyembah berhala itu sesat.

Namun, Rasulullah tidak merasa benar sendiri dan tetap memberikan kesempatan kepada orang-orang kafir untuk mengeluarkan argumennya.

Jika para penyembah berhala itu tidak sanggup membuktikan, maka mereka akan mengakui Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, bukan berhala sesembahan mereka.

Menghindari pernyataan “Saya benar, kamu salah”

Allah SWT adalah pemilik keadilan tertinggi, maka jangan sampai mengatakan kepada lawan debat,”Saya akan jelaskan apa yang benar dan yang kamu lakukan itu salah.”

Lebih baik untuk mengatakan kepada lawan debat,”Salah satu dari kita benar dan yang lain salah, jadi mari kita berdialog. Ayo kita mencari tahu siapa di antara kita yang benar dan ikutilah jalan Allah SWT.”

Di dalam Al-Qur’an Surah Saba’ Ayat 24:

وَاِنَّآ اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

"....dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata."

Baca Juga: Prabowo Subianto Soroti Pertanyaan Cak Imin Soal Belanja Alutsista, Padahal Islam Telah Membahas Persiapan Perang

Ayat tersebut tidak secara langsung menyalahkan orang musyrik atas kesesatannya. Akan tetapi menyebutkan salah satu dari kedua belah pihak ada yang benar dan salah.

Imam Syafi'i juga mengatakan terkait hal ini,”Pendapat saya benar dan mungkin salah, serta pendapat lawan saya salah dan mungkin benar. Saya tidak pernah berdebat dengan siapapun kecuali saya ingin apa yang benar itu ada di lisannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dianti Nur Rahayu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X