Ditengah 236 Juta Orang Indonesia Alami Gangguan Mental, Ganjar Pranowo Prioritaskan Kesehatan Mental dalam Visi Misinya

Photo Author
- Kamis, 16 November 2023 | 22:00 WIB
Ilustrasi Ganjar Pranowo dan Orang yang Alami Gangguan Mental (Foto: GENMUSLIM.ID/dok: Istimewa)
Ilustrasi Ganjar Pranowo dan Orang yang Alami Gangguan Mental (Foto: GENMUSLIM.ID/dok: Istimewa)

GENMUSLIM.id - Ganjar Pranowo telah ditetapkan sebagai capres nomor urut 3 bersama pasangan cawapresnya, Mahfud MD. Paslon ini memiliki strategi membangun SDM tanggul dan unggul salah satu poinnya yakni kesehatan mental.

Dalam visi misi Ganjar Pranowo, kesehatan mental menjadi salah satu unsur yang melengkapi dan menyempurnakan demi terwujudnya SDM Indonesia yang tangguh dan unggul.

Sementara kesehatan mental menjadi poin utama karena isu kesehatan mental masuk prioritas visi misi Ganjar Pranowo karena penduduk Indonesia banyak alami gangguan mental emosional

Menurut data Direktoral P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, jumlah penderita gangguan mental di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang.

Baca Juga: Mahfud Pro Palestina, Sebut Akan Beri Dukungan Palestina Semakin Kuat, kalau Menang pemilu

Kategori gangguan mental ringan sebanyak 6 persen dari populasi penduduk dan 0,17 persen menderita gangguan mental berat, serta 14,3 persen diantaranya masih ada yang mengalami pasung. 

Dari data tersebut terdapat 6 presen penduduk yang mengalami gangguan mental berusia 15-24 tahun.

Ini berarti usia anak-anak hingga usia remaja juga rentan mengalami gangguan mental baik ringan maupun berat.

Disisi lain, anak dan remaja Indonesia masih memiliki literasi kesehatan mental yang rendah, namun hal ini juga disertai oleh minimnya literasi para orangtua terkait kesehatan mental.

Hal ini dibuktikan dalam penelitian di Cambridge University Press bahwa orangtua beserta anak-anak hingga remaja menunjukkan tingkat literasi kesehatan mental yang relatif rendah.

Baca Juga: Dapat dukungan dari kalangan santri, Ganjar – Mahfud : Bismillah Pilpres 2024

Mereka yang lebih menonjolkan religiusitas dan spiritualitas menjadi alasan mengapa mereka enggan mencari bantuan profesional ketika merasakan tanda-tanda yang membuat tidak nyaman dalam kejiwaannya.

Namun, adapula yang menganggap gangguan mental mereka sebagai tanggung jawab pribadi.

Keyakinan ini sangat berkontribusi pada tingginya tingkat menyalahkan diri sendiri atas penyakit mental.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yusfika Hastin Safitri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X