Dari situ juga sebutan Kiai Haji diperolehnya, termasuk nama yang melekat kemudian, Zainal Mustafa.
Menolak Seikerei, Menolak Tunduk
KH Zainal Mustafa menentang keras adanya seikerei. Pasalnya, hal tersebut dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Sehingga, ulama muda itu menyerukan kepada santrinya agar tidak melakukan seikerei yang dianggap menyekutukan Tuhan.
Dalam perjuangannya, Ia gencar meminta santrinya agar memperkuat keyakinan dan juga mempelajari seni bela diri silat.
Namun, persiapan mereka jutru diketahui dan disinyalir sebagai ancaman.
Karenanya, pada 24 Februari 1944, Jepang mengambil tindakan tegas untuk menangkap KH Zainal Mustafa.
Puncaknya pada 25 Februari 1944, tentara Jepang datang untuk meminta kyai belia tersebut agar minta maaf atas sikap kerasnya selama ini.
Beliau menolak, sehingga Pesantren Sukamanah menjadi sasaran tempur tentara Jepang. KH Zainal Mustafa berhasil ditangkap dan dipenjara di Cipinang, Jakarta.
KH Zainal Mustafa meninggal dunia di Ancol, Jakarta, 25 Oktober 1944. Beliau gugur dalam sebuah eksekusi mati oleh Jepang.
Pada 25 Agustus 1973, makam KH Zainal Mustafa dan para pengikutnya yang juga dikebumikan di Ancol dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya.
Pemerintah Republik Indonesia menetapkan KH Zainal Mustafa sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972. ***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.