Di langit keempat, Rasulullah bertemu Nabi Idris, kemudian Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, hingga akhirnya Nabi Ibrahim di langit ketujuh, dekat Baitul Ma’mur, tempat ibadah para malaikat.
Puncak dari Miraj adalah pertemuan Rasulullah dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha, tempat suci yang tak terjangkau makhluk lain.
Di sana, Allah memberikan perintah shalat kepada umat Islam. Awalnya, shalat diwajibkan 50 kali sehari, tetapi setelah saran Nabi Musa, jumlah tersebut diringankan menjadi lima waktu, dengan pahala yang setara 50 kali.
Peristiwa Isra Miraj ini menyimpan banyak hikmah. Allah menunjukkan kebesaran-Nya kepada Rasulullah sebagai penghiburan di tengah kesedihan.
Selain itu, Allah menghadiahkan shalat kepada umat Islam sebagai cara mendekatkan diri kepada-Nya.
Isra Miraj bukan sekadar perjalanan sejarah, tetapi juga pelajaran abadi bagi umat Islam. Ketika beban hidup terasa berat,
Allah selalu hadir untuk memberikan kekuatan. Dalam Isra Miraj, kita diajarkan bahwa setiap ujian memiliki hikmah, dan di balik kesulitan pasti ada rahmat yang luar biasa.
Malam Isra Miraj menjadi momen monumental, tidak hanya untuk Rasulullah tetapi juga untuk seluruh umat Islam.
Shalat yang kita lakukan setiap hari adalah warisan terbesar dari peristiwa ini, mengingatkan kita akan cinta dan kehadiran Allah di setiap langkah hidup kita.
Isra Miraj adalah bukti nyata bahwa rahmat Allah tidak pernah berjarak dari hamba-Nya.***