2. Akhlak Mulia sebagai Pondasi Kepemimpinan
Selain kasih sayang, Sifat Ideal Pemimpin lainnya adalah memiliki akhlak mulia.
Menurut Buya Yahya, akhlak adalah landasan utama yang membuat setiap tindakan pemimpin diterima oleh bawahannya.
Tanpa akhlak, bahkan aturan yang paling akurat sekalipun sulit diterapkan dengan baik.
Akhlak mulia ini dimulai dari hati yang bersih.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya mengklaim bahwa hatinya baik, ia harus mampu menunjukkan kebaikan itu dalam setiap interaksinya dengan orang lain.
Pemimpin dengan akhlak mulia tidak akan merendahkan, melainkan justru mengangkat martabat orang-orang di sekitarnya.
3. Menjadikan Allah dan Rasulullah sebagai Pusat Pemikiran
Buya Yahya juga menekankan bahwa pemimpin yang baik harus menjadikan Allah dan Rasulullah sebagai pusat pemikirannya.
Setiap keputusan yang diambil harus membawa manfaat tidak hanya di dunia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam konteks Pilkada 2024, memilih pemimpin yang memiliki visi religius ini menjadi penting agar setiap program yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada kesuksesan duniawi, tetapi juga keberkahan ukhrawi.
Pemimpin seperti ini tidak hanya berpikir tentang inovasi untuk kesuksesan dunia, tetapi memastikan bahwa setiap langkahnya dapat mendekatkan masyarakat kepada Allah.
Dengan kata lain, roh dari setiap kebijakan yang dibuat adalah mengenalkan masyarakat kepada nilai-nilai ilahi.
4. Memiliki Program yang Memajukan Akhlak Masyarakat