“Ini gue, lo harus terima gue apa adanya,” ungkap Ustadz Nuzul.
Menurut beliau adalah kalimat yang digunakan seperti itu bagian dari bentuk komunikasi yang kurang tepat.
Meskipun niatnya adalah untuk menunjukkan kejujuran atau keterbukaan, penggunaan kata-kata yang sembarangan bisa menimbulkan persepsi negatif atau bahkan menyakiti hati orang lain.
Ustadz Nuzul Dzikri menekankan bahwa ungkapan jujur bisa dilakuakan tanpa harus menggunakan bahasa yang kasar atau tidak sopan.
Islam mengajarkan untuk selalu mencari jalan tengah, di mana kejujuran dan kebijaksanaan bisa berjalan beriringan.
Allah berfirman dalam Al Quran Surah Al-Isra ayat 53, artinya:
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik.’” (QS. Al-Isra: 53)
Dalam pandangan Ustadz Nuzul Dzikri, berbicara dengan baik adalah salah satu bentuk ibadah yang seringkali terlupakan.
Setiap kata yang keluar dari mulut seorang muslim akan dicatat oleh malaikat, dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Oleh karenanya, Ustadz Nuzul Dzikri selalu mengingatkan jamaahnya untuk tidak meremehkan kekuatan kata-kata.
Sebuah kata yang baik bisa menjadi amal kebaikan yang besar, sementara kata yang buruk bisa menimbulkan dosa dan kerugian.
Selain itu, Ustadz Nuzul Dzikri juga menekankan bahwa ketika memberikan nasihat atau kritik kepada orang lain, harus melakukannya dengan cara yang bijaksana.
Kritik yang disampaikan dengan kata-kata kasar, cenderung akan menyinggung perasaan dan bisa menyebabkan orang yang dikritik tidak menerima dengan baik, bahkan menimbulkan kebencian atau permusuhan.