3. Tidak Mengejar Posisi atau Pengakuan
“Yang ketiga tanda ikhlas adalah tidak pernah berpikir apakah jadi ekor atau kepala di tempat tersebut.
Kalau dalam sebuah perkumpulan dakwah kau sudah meributkan ingin jadi kepala dan sebagainya maka ketahuilah khawatir ternodai keikhlasannya,” papar Buya Yahya
Orang yang ikhlas tidak peduli apakah mereka menjadi pemimpin atau hanya pengikut. Mereka tidak mencari pengakuan atau status dari manusia, karena mereka tahu bahwa yang penting adalah niat mereka untuk Allah.
Bagi orang yang ikhlas, peran apa pun yang mereka jalani dalam sebuah perjuangan sama mulianya, asalkan dilakukan dengan niat yang benar.
Bahkan peran yang tampaknya kecil, seperti menjadi tukang sapu, bisa menjadi lebih mulia di mata Allah jika dilakukan dengan keikhlasan.
Mereka tidak mempermasalahkan siapa yang mendapat pujian atau penghargaan, karena bagi mereka, yang terpenting adalah ridha Allah.
Pada akhirnya, yang dilihat oleh Allah bukanlah seberapa besar atau seberapa banyak amal yang kita lakukan, tetapi seberapa tulus niat di balik amal tersebut.
Bahkan amal kecil seperti memberikan senyuman atau membantu orang lain bisa menjadi sangat bernilai jika dilakukan dengan keikhlasan. Sebaliknya, amal besar yang dilakukan dengan niat yang salah bisa menjadi sia-sia.
Oleh karena itu, mari kita selalu menjaga keikhlasan dalam setiap perbuatan kita. Jangan biarkan godaan setan mengubah niat kita dari Allah ke hal-hal duniawi.
Dengan menjaga keikhlasan, kita akan mendapatkan pahala yang besar di akhirat, dan setiap amal kita akan diterima oleh-Nya. ***