Rezeki yang melimpah justru bisa menjadi ujian tersendiri. Jika kita tidak bijak dalam mengelolanya, rezeki yang berlimpah bisa menggerus ketaatan kita dan menjauhkan kita dari Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita merasa bahwa usaha kita lebih besar, tetapi hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan.
Namun, perlu kita ingat bahwa Allah lebih tahu apa yang baik untuk kita.
Dia tahu kapan harus memberi dan kapan harus menahan sesuatu dari kita demi kebaikan iman dan ketaatan kita.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri juga menegaskan pentingnya bersyukur dalam segala keadaan.
Ketika kita merasa tidak puas dengan apa yang Allah berikan, itu bisa menjadi tanda bahwa kita belum sepenuhnya ridha dengan ketetapan-Nya.
Padahal, ketaatan kepada Allah bukan hanya dilakukan ketika kita diberi banyak, tetapi juga saat kita diberikan ujian berupa kesempitan.
Taat pada Allah berarti menerima dengan lapang dada apapun yang terjadi, karena kita yakin bahwa apapun yang Allah tetapkan untuk kita adalah yang terbaik.
Hal ini kembali mengingatkan kita untuk fokus pada amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, bukan sekadar mengukur keberhasilan dari materi yang kita terima.
Kesimpulannya, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri memberikan pemahaman yang sangat relevan di masa kini, terutama ketika banyak dari kita merasa tertekan oleh standar sosial yang sering kali mengukur kesuksesan dari materi.
Dengan taat pada Allah dan memahami bahwa setiap ketetapan-Nya adalah yang terbaik, kita bisa hidup lebih tenang dan bersyukur atas apa yang kita miliki. ***