GENMUSLIM.id- Polemik Habaib menjadi trending topik terpecahnya antara muhhibin dan pembenci yang mengakibatkan seseorang bertanya-tanya benarkah Habaib adalah keturunan Rasulullah saw.
Hingga munculnya isu keburukkan kaum Ba’alawi merusak makam serta memperburuk suasana islam di Indonesia.
Akibatnya golongan mulai memisahkan diri dari jama’ahnya. Tentu sangat merugikan umat islam padahal harmonisasi yang telah lama kuat kini semakin rapuh.
Di pihak pendukung Ba’alawi atau Habaib sangat kuat kental ilmu nasab yang sudah lama menjadi makanan sehari-hari dan menyikapinya sangat tenang.
Karena masih memiliki keilmuan bertahun-tahun dalam konteks sejarah yang sangat kuat. Pihak pembenci memilih untuk terus menyuarakan hasil penelitian KH Imaduddin Utsman yang dianggap sangat teliti dalam kajiannya.
Baca Juga: Waspada! Penyakit Hati Paling Berbahaya yang Mengintai dari Dalam Hati Orang-Orang yang Beriman
Yang dianggap bahwa sanad yang sezaman lebih realistis dibanding sejarah sesuai kehidupan para leluhurnya.
Jelas secara ilmu sanad tidak pernah selesai akhirnya yang berujung pertengkaran kedua belah pihak.
Tetapi perlu diketahui peran Habaib di Indonesia sangat berpengaruh terutama dalam hal amaliyah yang bahkan bisa dihitung jari jemari.
Terutama adalah kitab Rotibul Hadad yang menjadi amalan wajib setiap golongan ba’alawi sampai non ba’alawi ikut mengamalkannya.
Kitab yang sangat simpel dan terdapat makna seratnya mencakup ilmu tauhid, Tassawuf, fiqih, tafsir, syarah, tata bahasa, doa-doa serta zikir wirid ini mempunyai makna luar biasa terhadap para pengamalnya.
Bahkan diceritakan kisah perjalanan Sayyid Abdullah bin Alwi Al Hadad dalam pengantar Rotibul Hadad pernah berziarah dengan orang-orang saleh yang telah wafat serta berziarah imamnya bernama Ahmad bin Isa dan Ahmad bin Muhammad Al Habasyi dengan keadaan berpuasa.
Baca Juga: Kisah Sukses Olive Chicken: Pegawai Berhijab dan Diikutkan Kajian Rutin Padahal Owner Orang Kristen
Dan dibimbing oleh Syaikh As-Shahih Abu Bakar bin Faqih Muhammad Ba Jubair. Ini menunjukkan bahwa beliau benar-benar mengamalkan ajaran islam untuk mendoakan orang-orang saleh terdahulu.