Ketiga, berbakti kepada orang tua merupakan teladan dari para nabi. Nabi Yahya (QS Maryam: 12-25) dan Nabi Isa (QS Maryam: 30-34) misalnya, disebutkan dalam Al Quran sebagai contoh teladan dalam hal menghormati dan berbuat baik kepada orang tua mereka.
Keempat, dalam berbakti kepada orang tua, ibu memiliki hak yang lebih besar dibandingkan bapak. Allah berfirman dalam Surat Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman 14).
Kelima, kewajiban berbakti kepada orang tua tidak terpengaruh oleh latar belakang keyakinan mereka. Meskipun orang tua berbeda agama, berbuat baik kepada mereka tetap merupakan kewajiban. Dalam Surat Luqman ayat 15, Allah SWT berfirman:
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Luqman: 15)
Kesimpulannya, Al-Qur'an memberikan penekanan yang mendalam tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Ini bukan hanya merupakan kewajiban spiritual, tetapi juga tindakan mulia yang mencerminkan penghargaan dan kasih sayang kita terhadap mereka yang telah memberikan banyak untuk kita.***