Mereka menjawab: "Apakah tuan mau mengolok-olok kami?” (kami menanyakan tentang siapa pembunuhnya, malah disuruh menyembelih seekor sapi).
Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah dari termasuk ke dalam golongan orang-orang jahil."
Yakni, jahil karena menjadikan orang mukmin sebagai buah ejekan.
Ada pula yang mengatakan maksudnya adalah, jahil karena memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan permintaan.
Ketika orang banyak mengetahui bahwa perintah menyembelih sapi betina itu benar-benar merupakan suatu perintah yang pasti datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka mereka pun meminta penjelasan tentang sifat-sifat sapi yang harus disembelih itu.
Baca Juga: Bukan Emas maupun Perak, Inilah Mahar Nabi Musa ketika Melamar Anak Perempuan Nabi Syuaib
Di balik kejadian ini ada hikmat yang sangat besar, yaitu: dahulu, di kalangan Bani Israil ada seorang laki-laki shalih.
Laki-laki itu mempunyai seorang anak yang masih bayi dan ia juga mempunyai seekor anak sapi. Kemudian anak sapi dibawahnya ke hutan lalu dilepaskan sambil berdoa: "Ya Allah aku titipkan anak sapi ini kepadamu untuk anakku apabila ia sudah besar kelak.”
Tak lama setelah itu, laki-laki sholeh tersebut meninggal dunia.
Maka tinggallah anak sapi itu di hutan tersebut. Apabila ada orang yang melihatnya, ia pun lari ke tengah hutan.
Anak lelaki yang sholeh itu akhirnya tumbuh menjadi seorang pemuda yang berbakti kepada ibunya.
Ia membagi waktu untuk malamnya menjadi 3, sebagian untuk beribadah kepada Tuhannya, sebagian untuk tidur, dan sebagian untuk duduk di dekat kepala ibunya.
Apabila waktu pagi, maka ia berangkat mencari kayu bakar, lalu dibawahnya ke pasar dan dijualnya di sana.
Uang hasil penjualan kayu bakar itu dibagi tiga, sepertiga disedekahkannya, sepertiga untuk makannya dan sepertiga lagi diberikan kepada ibunya.
Baca Juga: Salah Satu Tanda Datangnya Hari Kiamat: Munculnya Hewan Dabbahtul Ardh Yang Akan Tongkat Nabi Musa