Maka sapi itu pun akhirnya tidak jadi mereka jual. Allah menakdirkan Bani Israil menyembelih sapi itu sendiri bukan yang lain.
Kaum Bani Israil terus meminta penjelasan tentang sifat-sifat sapi yang harus mereka sembelih itu, hingga akhirnya Allah menetapkan supaya mereka menyembelih sapi dengan sifat seperti sifat sapi yang dimiliki oleh pemuda tersebut.
Sebagai ganjaran atas bakti dan kasih sayangnya kepada ibunya. Kejadian ini disebutkan dalam firman Allah di dalam Surah al-Baqarah ayat 67-74.
kaum Bani Israil berkeliling mencari sapi seperti yang di sifatkan Allah itu, mereka tidak menemukannya kecuali pada sapi milik anak muda itu.
Akhirnya mereka terpaksa membelinya dengan harga emas seberat timbangan sapi tersebut.
Kemudian sapi itu disembelih oleh mereka dan dipotong-potong daging sapi itu, lalu mereka pukulkan ke mayit yang terbunuh tersebut.
Maka dengan izin Allah mayit itu kembali hidup dengan urat leher berlumuran darah seraya berkata: "Pembunuhku adalah si Fulan” setelah itu ia kembali mati.
Maka saudara sepupunya yang miskin itu akhirnya tidak memperoleh warisan apa-apa.***