وَتَهَجُّدٌ - أَيْ: تَنَفُّلٌ بِلَيْلٍ بَعْدَ نَوْمٍ
“Dan sunnah melaksanakan shalat tahajud, yaitu shalat sunnah setelah tidur.”
Syekh Sulaiman juga menjelaskan bahwa meskipun tidur dilakukan sebelum shalat Isya, shalat tahajud tetap harus dilakukan setelah shalat Isya.
Hal ini menguatkan bahwa shalat tahajud tidak dapat dikategorikan sebagai shalat sunnah malam jika dilakukan tanpa tidur sama sekali.
قَوْلُهُ: (بَعْدَ نَوْمٍ) وَلَوْ يَسِيرًا، وَلَوْ كَانَ النَّوْمُ قَبْلَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، لَكِنْ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ التَّهَجُّدُ بَعْدَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، حَتَّى يُسَمَّى بِذَلِكَ وَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ
“Penjelasan kalimat [setelah tidur] : walaupun tidur sebentar dan tidurnya dilakukan sebelum shalat Isya, tapi shalat tahajud tetap dilakukan setelah shalat Isya. Oleh sebab itu shalat ini disebut shalat tahajud (tahajud: tidur di waktu malam) dan inilah pendapat yang mu’tamad [kuat]. (Sulaiman Ibn Muhamad ibn Umar Al-Bujairomi, Hasyiyatul Bujairomi ala Syarhil Minhaj, [Mesir, Mustafa al-Babi al-Halabi: 1345 H] juz 1, halaman 286)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa shalat tahajud yang dilakukan sebelum tidur adalah tidak sah menurut pandangan mayoritas ulama.
Untuk melaksanakan shalat tahajud secara sah, seseorang harus tidur terlebih dahulu, meskipun hanya sebentar.
Jika tidak memungkinkan untuk tidur, Anda masih bisa melaksanakan shalat sunnah lainnya seperti shalat tasbih, shalat hajat, atau shalat witir.
Mengetahui hal ini penting untuk memastikan bahwa ibadah kita dilakukan sesuai dengan tuntunan agama. Semoga penjelasan ini memberikan pencerahan dan memudahkan dalam melaksanakan ibadah dengan benar. Wallahu a‘lam.***