Tentu ini pun dihukumi haram oleh Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan
Namun beliau melanjutkan penjelasannya
“Jika gelar tersebut(gelar haji) melekat pada orang yang bertakwa kepada Allah dan tunduk hatinya kepada Allah, maka aku mendoakan agar Allah memaafkan panggilan seperti ini” tutup beliau.
Kemudian di lain sisi, seperti dikutip Genmuslim dari akun YouTube AbuAzzamAlMinangi, pada Selasa 25 Juni 2024.
Syaikh Mustafa Al-Adawy, seorang Ulama asal Mesir memberikan penjelasannya terkait pemberian gelar haji pada seorang muslim
Menurut beliau gelar “Haji” hanya disematkan kepada orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah haji
Hal ini disandarkan pada firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 19
۞ اَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاۤجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَا يَسْتَوٗنَ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۘ
Artinya: “Apakah kamu jadikan (orang yang melaksanakan tugas) pemberian minuman (kepada) orang yang menunaikan haji dan mengurus Masjidilharam sama dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di hadapan Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Pada ayat ini Allah panggilan haji hanya dikhususkan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji yang dilakukan sejak hilal sampai tahalul
Adapun pemberian gelar haji setelah selesai pelaksanaan ibadah haji.
Ulama asal Mesir tersebut menyebutkan belum pernah ada dalil yang membahasnya
Wallahu a’lam bishshowab.***