Jadi sebisa mungkin tidak meremehkan hal-hal sekecil apapun yang ada di gunung.
Saat mendaki maka taatlah pada peraturan yang telah ditetapkan oleh petugas disana.
Gunung bukanlah tempat dimana ajang untuk menaklukkan diri atau menyombongkan diri.
Tingginya gunung tetaplah ciptaan Allah dan sebagai manusia harusnya mengagumi ciptaan Allah.
Baca Juga: Lengkap! Begini Doa Menyembelih Hewan Kurban untuk 7 Orang, Diri Sendiri Maupun Orang Lain
Bukan untuk pamer diri atau berbangga-bangga karena merasakan sudah bisa mendakinya hingga ke puncak.
Nah untuk mengurangi perasaan-perasaan seperti itu, maka cobalah untuk niatkan mendaki hanya untuk Allah SWT.
Karena bagaimanapun, gunung adalah salah satu ciptaan Allah yang wajib dijaga oleh manusia dan tidak boleh dirusak.
Bagaimana Hukum Perjalanan Jauh Mendaki Gunung dalam Islam?
Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya mengatakan jika hukum daripada safar untuk mendaki gunung adalah boleh.
Hal ini telah dikatakan dalam alquran yang artinya 'berjalanlah kau diatas muka bumi ini, tengok bagaimana orang-orang sebelumnya telah mendustakan Allah'.
Dari potongan arti tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah menyuruh manusia untuk memikirkan bagaimana Tuhan menciptakan gunung serta melihat bagaimana orang-orang dahulu tidak patuh kepadaNya.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan selama perjalanan pendakian mengingatkan manusia kepada Allah maka tidak masalah.
Adapun hukum mendaki gunung menurut Buya Yahya, beliau mengatakan mubah.