GENMUSLIM.id - Nabi Ismail terkenal dengan kisah ketaatannya karena rela menjadi kurban hingga akhirnya peristiwa tersebut menjadi simbol perintah berkurban.
Nabi Ismail memiliki sifat-sifat mulia seperti yang dimiliki oleh sang ayah, Nabi Ibrahim.
Dikutip GENMUSLIM di Youtube @TukangSurveiPicture, Rabu, 5 Juni 2024, mengisahkan tentang Nabi Ismail yang menceraikan istrinya atas permintaan orang tua.
Kisah ini mungkin jarang sekali didengar, sebagai umat muslim kita dapat mengambil hikmah dari kisah para rasul Allah tersebut.
Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Dibuat Bingung dengan Sikap Malaikat Mikail, Ada Apa dengan Malaikat Ini?
Permintaan Nabi Ibrahim untuk menceraikan istrinya bukan tanpa alasan, melainkan ada sebab yang melandasinya.
Dikisahkan bahwa suatu hari Nabi Ibrahim pergi mengunjungi rumah Nabi Ismail, namun saat itu sedang tidak berada di rumah.
Kemudian Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Ibrahim dan bertanya kemana suaminya dan apa pekerjaannya.
Istri Nabi Ismail pun menceritakan bahwa suaminya sedang berburu (mencari nafkah) dan kehidupan mereka sangat sulit (miskin).
Mendengar jawaban tersebut, Nabi Ibrahim kemudian berkata kepada istri Nabi Ismail:
“"Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya ", kemudian Nabi Ibrahim pulang.
Ketika Nabi Ismail pulang, dia merasakan ada sesuatu lalu bertanya kepada istrinya. Lalu istrinya menceritakan tentang laki-laki tua yang tadi berkunjung ke rumah mereka.
“Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu,” kata istri Nabi Ismail.
Mendengar cerita istrinya, Nabi Ismail kemudian berkata,
"Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orangtuamu (Nabi Isma'il menceraikan istrinya)!”
Dari kisah di atas, sebab mengapa Nabi Ibrahim meminta anaknya menceraikan istrinya dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Tatkala bertemu dengan orang baru (atau bahkan orang yang sudah dikenal) seorang istri hendaknya dapat menjadi pakaian bagi suaminya.
Tidak mengumbar aib rumah tangga atau berkeluh kesah serta bersyukurlah kepada Allah sebagai sebaik-baiknya akhlak yang terpuji.***