3. Ketiga, ambil waktu.
Saat sampai di titik amarah yang tak bisa diredakan lagi, kedua belah pihak perlu menyadari bahwa harus break dan mengambil waktu masing masing sebelum melanjutkan diskusi.
Pembicaraan yang dilakukan dalam kondisi marah pastinya akan sulit menemui titik temu.
4. Keempat, kompromi.
Tak ada pernikahan yang bisa berjalan tanpa adanya kompromi suami dan istri, kedua belah pihak perlu menoleransi dan membuka diri untuk bersama berkompromi dan mengambil langkah terbaik.
5. Kelima, selesaikan ganjalan.
Pertengkaran yang terjadi antara suami istri kadang menciptakan luka di hati. Nah, luka ini perlu disembuhkan agar tak mengganggu hubungan rumah tangga.
Upaya penyembuhan luka bisa berupa perhatian dan empati, serta menyadarkan bahwa kita dan pasangan ada di satu perahu yang sama.
Dalam menyelesaikan ganjalan, ada 3 hal yang harus dilakukan, yaitu mengungkapkan ganjalan di hati, minta maaf, dan memaafkan serta melupakan.***