GENMUSLIM.id - Dalam sebuah pernikahan, bukan hanya calon mempelai pengantin pria dan wanita saja yang perlu melakukan persiapan, tetapi orang tua pun perlu melakukan persiapan dalam melepaskan anaknya menuju pelaminan.
Dalam persiapan pernikahan untuk anaknya, orang tua pun akan menghadapi banyak hal yang bisa diterima, bahkan ada yang tak bisa diterima.
Terlebih lagi pernikahan yang ada di Indonesia dengan ragam adat dan budaya yang berbeda, dari satu suku ke satu suku yang lainnya. Dan perbedaan itu sudah pasti akan terjadi.
Bahkan bukan hanya perbedaan antara kedua calon besan, atau calon mertua dengan menantunya saja, perbedaan itu bisa saja terjadi antara anak dan orangtuanya ketika akan menikah.
Lalu, apa yang harus dilakukan sebagai orang tua dalam mengantisipasi hal seperti itu?
Baca Juga: Ilmu Pranikah Buat Para Muslimah: Ini dia Ceklist Persiapan Menjadi Istri, Sudah Adakah Pada Dirimu?
Melansir dari akun YouTube @pecintadrAisahDahlanCHt, seorang ahli pakar dalam psikologi serta ilmu parenting yaitu dr Aisyah Dahlan memberikan penjelasan mengenai hal ini
Dalam akun tersebut dr Aisyah Dahlan membenarkan bahwa adanya perbedaan sudah pasti terjadi, apalagi di Indonesia dengan suku budaya yang beragam.
Kondisi ini perlu dihadapi dengan otak yang rileks. Beliau juga menjelaskan bahwa di otak kita sebagai manusia ada yang namanya otak ilmu, batang otak (otak reptil), otak emosi.
Otak reptil inilah yang selalu tegang, dimana bagian ini memang seringkali dihadapkan dengan situasi genting yang membuat kita memilih apakah kita maju atau kita lari. Apakah akan ada keributan atau selesai dengan damai.
Batang otak ini selalu berhadapan dengan masalah ekstrim. Otak ilmu yang terletak dibagian depan ini adalah segala kebaikan yang kita pelajari, nasihat, kelas pranikah, kajian, taklim, dan lain-lain.
Namun, otak ilmu seringkali dikalahkan oleh batang otak yang tegang.
Itulah mengapa perilaku kita diwarnai lebih dulu dengan batang otak, menuju sistem saraf.