GENMUSLIM.id - Kisah Laksamana Cheng Ho menandakan jejak keberadaan masyarakat Tionghoa di Indonesia dengan harmoni kehidupan bersama masyarakat lokal, terutama dalam ranah agama Islam.
Awalnya, masyarakat Tionghoa yang berdatangan ke Pulau Jawa adalah para pedagang, termasuk Laksamana Cheng Ho.
Nama Laksamana Cheng Ho begitu terkenal di Nusantara dengan jasanya dalam penyebaran Islam.
Secara perlahan dalam perkembangannya, masyarakat Tionghoa menetap dan berdiam di sepanjang pantai utara Jawa dan Sumatra.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Laksamana Cheng Ho, Jejak Gemilang Penjelajah Muslim Asal China di Nusantara
Menurut jurnal berjudul "The Tao of Islam; Cheng Ho and the Legacy of Chinese Muslims in PreModern Java" karya Sumanto al-Qurtuby, kedatangan masyarakat Tionghoa di Indonesia diyakini telah terjadi sebelum abad ke-6.
Namun, hingga abad ke-13, catatan sejarah tentang kehidupan masyarakat Tionghoa yang memeluk Islam di Indonesia sangat minim.
Haji Ma Huan, yang menemani ekspedisi Laksamana Cheng Ho, menjadi penulis laporan penting yang mengungkapkan keberadaan mereka.
Laksamana Cheng Ho, seorang kasim Muslim, diperintahkan oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming untuk menjelajah ke 37 negara, termasuk Indonesia pada abad ke-15.
Masyarakat Tionghoa hidup berdampingan dengan masyarakat lokal tidak hanya di kota atau pelabuhan, tetapi juga di desa-desa.
Meski terbagi menjadi dua kelompok, yaitu yang memeluk agama Islam dan yang memegang kepercayaan leluhur, mereka menjalin hubungan harmonis tanpa konflik serius.
Kehidupan masyarakat Tionghoa terbukti teradaptasi dengan baik di Indonesia.
Peningkatan populasi masyarakat Tionghoa terus terjadi sepanjang abad ke-16 hingga ke-17.