GENMUSLIM.id - Ujian yang diberikan Allah kadang kala tidak kita sadari dan menganggap semuanya seolah musibah.
Musibah yang merupakan ujian yang diberikan Allah bisa berupa nikmat ataupun kejadian dari sudut pandang kita terasa buruk.
Sahabat Rasulullah ketika mendapatkan ujian yang diberikan Allah menjadikan mereka meningkat dalam keimanan.
Ridho di hati para sahabat Rasulullah terpatri meski ujian yang diberikan Allah hadir silih berganti, semakin mendapat masalah semakin memiliki keyakinan.
Keyakinan ini mereka gantungkan kepada Allah ketika ujian yang diberikan Allah tersebut hadir, itulah iman dan kepasrahan kepada Allah.
Baca Juga: Kebaikan dan Ujian: Tanggung Jawab dan Keistimewaan Orang Tua Muslim terhadap Anak Istimewa
Hadirnya ujian yang diberikan Allah membuat kita merasakan keraguan terhadap janji Allah yang harusnya kita pegang dalam jalan kehidupan.
Yakin dan memegang janji Allah bisa kita tempatkan di hati, serta lisankan dengan doa ketika mendapat musibah
نَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa
Artinya: “Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik.”
Doa ini menyadarkan kita bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini milik Allah.
Ada sebuah kisah seorang ayah yang ditinggalkan oleh anak-anaknya, anak pertama dan kedua ia mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un".