GENMUSLIM.id – Siapa yang tidak mengenal bangsa Mongol. Bangsa mongol yang memiliki pasukan penghancur terbengis pada zamannya itu didirikan oleh Genghis Khan di Mongolia.
Tidak ada yang mampu menghadangnya kala Pasukan Mongol mulai menginvasi suatu wilayah, hancur lebur tak tersisa hanya meninggalkan kengerian yang begitu pedih.
Dikutip Genmuslim.id dari ganaislamika.com Senin, 18 September 2023 bahwa sejak didirikan oleh Genghis Khan pada 1206 M, Pasukan Mongol tak pernah sekalipun mengalami kekalahan.
Tradisi kemenangan ini berlanjut hingga cucu-cucunya. Möngke Khan, adalah Khan Agung bangsa Mongol ketika kekuasaan mereka berada pada puncaknya.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Persahabatan: Tidak Bisa Bersama, Tetapi Menyatu Dalam Doa
Percaya diri, arogansi, dan keserakahan melingkupi Pasukan Mongol. Namun bagi negara-negara yang ditaklukkannya, hal itu tampak seperti sebuah bencana. Datang hanya untuk menjarah, lalu pergi, meninggalkan jejak kehancuran yang tidak akan pernah bisa diperbaiki.
Namun hanya Pasukan Mongol untuk pertama kalinya kalah dalam peperangan ya itu di lembah Ain Jalut.
Yang mana tokoh utamanya adalah Sultan al-Muzhafar Saifuddin Quthuz, ia dikenal sebagai penakluk Islam yang legendaris mampu membuat Pasukan Mongol kocar-kacir.
Lahir di Khawarizm, ia terkenal dengan kulitnya yang merah putih dan janggutnya yang sangat lebat. Quthuz adalah saudara laki-laki Jalaluddin Al-Khwarizmi, raja Khawarizmi terkenal yang melawan bangsa Tartar.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: KH. Ahmad Dahlan, Seorang Ulama Pembaharu dan Tokoh Pendiri Muhammadiyah
Julukan orang Tartar adalah Mahmud dengan nama Mongol yaitu Quthuz yang artinya "Singa Menyalak". Nampaknya sejak kecil Quthuz sudah memiliki karakter yang kuat dan berani.
Perang lembah di Ain Jalut menjadi perang yang membalikkan sejarah yang begitu penting bagi umat Islam kala itu, pemicu perang Ain Jalut didasari oleh bangsa Mongol yang ingin meluaskan wilayahnya.
Setelah menghancurkan peradaban Islam di Baghdad, pemimpin Mongol yakni Hulagu Khan mengincar Mesir yang saat itu sudah menjadi otonom dari Dinasti Mamluk.
Hulagu mengirim utusan ke Mesir, menuntut agar penguasa Mesir menyerah dan tunduk pada pemerintahannya. Jika permintaannya tidak dituruti, dia mengancam bahwa Mesir akan hancur seperti Baghdad dan Damaskus.