khazanah

Apa Itu Islam Pada Masa Modern? Begini Penjelasan dan Ulasan Pemikiran Filosofis dari Rasjidi (Part 1)

Sabtu, 16 September 2023 | 06:30 WIB
Salah satu karya tokoh Islam Rasjidi yang mempunyai pemikiran luar biasa. (GENMUSLIM.id/dok: istimewa)

GENMUSLIM.id-Dalam dugaan Rasjidi, mungkin sebagain umat Islam bertanya-tanya mengenai agamanya sendiri, apakah dia sekedar istilah ‘agama’ yang mengisyaratkan sebagai produk pemikiran dan kebudayaan sebagaimana yang dipahami oleh sebagian filsuf Barat dan sebagian antropolog, apakah dia sebagai ‘din’ yang berasal dari Allah SWT?

Pertanyaan-pertanyaan yang menghinggapi ‘manusia modern’, tak terkecuali umat Islam, merupakan dampak dari arus westernisasi dan globalisasi yang menggerus identitas keagamaan masyarakatnya, pemikiran masyarakatnya, hingga ke level kebudayaan masyarakatnya, dalam pandangan Rasjidi ini sebuah tantangan besar bagi umat Islam hari ini.

Menurut Rasjidi, tantangan yang begitu berat tersebut memang harus dijawab dengan pemikiran yang masuk akal tetapi tetap dipandu oleh wahyu dalam Islam, baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi, sehingga bentuk-bentuk pemikiran yang menggelisahkan tersebut bisa dijawab dengan baik.

Baca Juga: Kabar Pilpres 2024: Ridwan Kamil di tawari Cawapres Ganjar Pranowo, Bagaimana Tanggapan Golkar? Lihat Info nya

Sebagaimana menurut Rasjidi di dalam bukunya Hari Depan Peradaban Manusia, Antara, Sekularisme, Komunisme, dan Islam, bahwa Islam merupakan din atau meminjam istilah agama, merupakan ajaran yang universal, yang dibawa para nabi dan rasul, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.

Menurut Rasjidi, sebagian manusia bahkan sebagian umat Islam sendiri ada yang mengatakan, bahwa Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, Nabi Yaqub, maupun Nabi Musa, dianggap sebagai pembawa agama Yahudi, dan kemudian mengalami reformasi menuju Nasrani oleh Nabi Isa, sudah barang tentu hal demikian bertentangan dengan pernyataan Al Qur’an.

Sebab di dalam Al Qur’an sendiri, Rasjidi mengatakan, bahwa para nabi dan rasul mendakwahkan Islam, bukan Nasrani dan bukan pula Yahudi.

Baca Juga: DKI Jakarta Bakal Ganti Nama Jadi DKJ, Apa Kepanjangannya? Mengapa Diubah dan Bagaimana Komentar Warganet?

Pada masa Nabi Muhammad SAW, Islam bukan sekedar sebuah agama yang mengajarkan hubungan vertikal antara Tuhan dengan hamba, tetapi juga mengatur hubungan horizontal atau hubungan antar manusia yang diatur dengan syariat-Nya.

Artinya, agama Islam ini dibangun oleh iman Islam dan menghasilkan sebuah peradaban atau tatanan masyarakat yang dituntun oleh risalah Islam itu sendiri.

Hal tersebut bisa dibuktikan dalam sejarah Islam, bagaimana turun di gurun tandus Jazirah Arab, lalu keluar menaklukkan imperium besar kala itu, baik Romawi maupun Persia, membangun sebuah tatanan peradaban, memajukannya dengan berbagai ilmu pengetahuan, yang berguna untuk keberlangsungan agama itu sendiri dan kebermanfaatan umat manusia.

Baca Juga: Kabar Pilpres 2024: Ustadz Yusuf Mansur Bela Ganjar Pranowo di Tayangan Azan, Kok Bisa? Cek infonya disini

Oleh sebab itu, Islam dan peradabannya ini bukan penjajah, sebab meski turun di Jazirah Arab, tetapi daerah yang ditaklukkan justru menjadi pusat-pusat peradaban, seperti Baghdad pernah menjadi ibu kota negara dan pusat intelektualitas dunia pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, Damaskus pernah menjadi ibu kota negara, Cordoba dan Andalusia Spanyol juga pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan peradaban Islam, begitu pula juga dengan Istanbul, semua merasakan rahmat Islam yang nyata.

Oleh karena itu, dalam pandangan Rasjidi pula, Islam dan peradabannya tidak bisa dikatakan penjajah sebagaimana bangsa Eropa, sebab bangsa Eropa hadir untuk memajukan negaranya snediri, dan tanah jajahannya hanya dijadikan objek pemerasan dan penindasan, sehingga tanah jajahan tidak mengalami kemajuan dalam hal apapun.***

Halaman:

Tags

Terkini