GENMUSLIM.id - Ilmu qiraat sab ah (tujuh huruf) merupakan salah satu keilmuan ulumul Al Quran yang kerap diperbincangkan oleh para ilmuan Islam.
Ilmu qiraat sab ah wajib dipelajari oleh mereka yang hendak mengkaji dan mendalami Al Quran dari segi cara membacanya.
Keindahan cara membaca Al Quran sudah diajarkan oleh para ulama terdahulu, seperti halnya ilmu qiraat sab ah.
Hal itu merujuk kepada salah satu keterangan yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas mengenai ini, ia bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (اقرأني جبريا على حرف قراجعته فلم استزيده ويزيدني حتى انتهى الى سبعة احرف).
“Rasul bersabda: Malaikat Jibril telah membacakan (al Quran) kepadaku dalam satu huruf, kemudian aku berulang-ulang membacanya. Selanjutnya aku selalu meminta agar ditambah, sehingga ia mengubahnya sampai tujuh huruf. (HR. Bukhari).
Ibn Hayyan mencatat setidaknya terdapat 35 pendapat mengenai istilah tujuh huruf (sab ah ahruf) ini, hal ini serupa dengan pendapat al-Suyuti dalam Itqan-nya.
Sedangkan menurut al-Qattan, menyebut bahwa dari pendapat-pendapat tersebut terdapat keterangan yang paling unggul yaitu yang dimaksud dengan tujuh huruf itu yakni tujuh dialek (lugah) dari dialek bahasa Arab.
Baca Juga: Muslim Harus Waspada! Begini Al Quran dan Hadits Menjelaskan Muslim yang Bangkrut di Hari Kiamat
Adapun bila menyangkut sab ah ahruf merupakan qiraat sab ah itu merupakan pendapat yang lemah.
Abu Syamah berkomentar, “Ada segolongan orang yang beranggapan bahwa qiraat sab ah yang ada merupakan maksud dari sab ah ahruf.”
Hal itu didasarkan pada pada penelusuran sejarah; ilmu qiraat sendiri baru popular sejak abad ketiga hijriyah, sedangkan sab ah ahruf telah ditunjukkan oleh Nabi sejak semula, sebagaimana dalam hadits.
Akan tetapi, terdapat pendapat lain, seperti dari al-Zahabi, bahwa tujuh qurra yang masyhur dari kalangan Sahabat yaitu, Usman bin Affan, Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abu Darda, dan Abu Musa al-Asy’ari.