khazanah

Pemikiran Ali Syariati tentang Humanisme, Inilah Perumpamaan Cerdas Ali Gambarkan Kondisi Sosial Saat itu

Kamis, 24 Agustus 2023 | 07:10 WIB
Pemikiran Ali Syariati tentang Humanisme (GENMUSLIM.id/dok: crecent.icit)

 

GENMUSLIM.id - Ali Syariati dikenal sebagai seorang pemikir revolusioner, pemikiran-pemikirannya yang tajam, tak jarang masih diminati dan populer hingga detik ini.

Sebut saja, salah satu pemikirannya tentang humanisme, pemikirannya tentang humanisme ini didasarkan pada kritiknya kepada Barat yang bertanggung jawab atas lahirnya sistem yang tidak memanusiakan manusia.

Revolusi industri dan perkembangan teknologi justru menjadi penyebab dari munculnya huru-hara kehidupan umat manusia.

Kemiskinan, ketidakadilan kejahatan serta bermunculannya praktek-praktek kehidupan yang tidak manusiawi.

Hal yang paling kentara dari huru-hara manusia ini utamanya disebabkan karena adanya polarisasi antara para penguasa dan wakil-wakil Allah.

Baca Juga: Seyyed Hossein Nasr, Catatan Biografi dan Pemikiran tentang Alam, Seorang Ilmuan Islam Asal Iran

Ali Syariati menggambarkan mereka yang berkuasa sebagai kutub Qabil yang di dalamnya terdapat antek-antek penguasa seperti tokoh politik, ekonomi dan agama (yang cenderung mendukung pemerintah bagaimanapun korupnya pengusaha itu).

Pada kutub lainnya terdapat Habil, yang merupakan penggambaran dari wakil-wakil Allah, yang meliputi Nabi dan Rasul-Nya dan serta para intelektual.

Peran Nabi dan Rasul telah usai, oleh karenanya peran tersebut saat ini diemban oleh para intelektual yang mengabdikan dirinya untuk Masyarakat semata karena mencari Ridho-Nya.

Fakta bahwa Alquran pertama di buka oleh nama Allah dan ditutup dengan nama rakyat (an-naas), menandakan pentingnya kehidupan manusia yang dibimbing oleh nilai-nilai agama.

Ali Syariati mengambil nilai-nilai revolusioner perjuangan Nabi kedalam filosofi pergerakannya.

Keterlibatan, partisipasi dan kebersamaan nabi dengan masyarakat khususnya masyarakat tertindas adalah contoh nyata bahwa Nabi sebagai pencetus revolusi pergerakan.

Baca Juga: Seyyed Hossein Nasr tentang Etika, Pemikiran Seorang Peneliti dan Aktivis Produktif

Halaman:

Tags

Terkini