Sebaiknya Dahulukan Mengganti Puasa Ramadhan atau Puasa 6 Hari Syawal? Ini 3 Penjelasannya

Photo Author
- Sabtu, 5 April 2025 | 11:52 WIB
Sebaiknya melaksanakan puasa qadha Ramadhan dulu atau puasa 6 hari di bulan Syawal dulu (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Unsplash/VD Photography)
Sebaiknya melaksanakan puasa qadha Ramadhan dulu atau puasa 6 hari di bulan Syawal dulu (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Unsplash/VD Photography)

GENMUSLIM.id - Shalat Idul Fitri menandai selesainya Ramadhan dan memasuki bulan Syawal.

Di bulan Syawal ini, umat muslim masih bisa melanjutkan berpuasa, yakni puasa sunnah 6 hari.

Puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal ini merupakan anjuran dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim.

“Barangsiapa puasa Ramadhan, kemudian ia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh,” (HR Muslim).

Puasa Syawal ini bisa dilakukan berturut-turut atau terpisah selama di bulan Syawal.

Lalu, bagaimana pelaksanaannya apabila kita memiliki hutang puasa Ramadhan? Apakah mengganti puasa Ramadhan lebih dahulu atau puasa Syawal lebih dahulu?

Baca Juga: Pahalanya Setara Setahun Berpuasa, Ini 3 Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal Sesuai dengan Kondisi Saat akan Memulai

1. Mengganti Puasa Ramadhan Lebih Dahulu

Mengganti puasa Ramadhan atau puasa qadha dilakukan lebih dulu dibanding puasa Syawal.

Ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang kuat dalam menjalankan puasa, seperti yang saat Ramadhan sedang haid, sakit yang sudah sembuh, dan musafir.

Pandangan ini berdasarkan pada keyakinan bahwa amalan sunnah tidak diterima jika kewajibannya belum diselesaikan, mengingat puasa Ramadhan adalah ibadah wajib.

2. Mendahulukan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Boleh mendahulukan untuk puasa Syawal dibanding menqadha atau mengganti puasa Ramadhan.

Alasannya karena mengganti puasa Ramadhan memiliki jangka waktu hingga bertemu Ramadhan selanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: mui.or.id, HR Muslim, Baznas Jabar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X