Sedangkan rezeki batin adalah yang berkaitan dengan jiwa, hati dan ruh, inilah rezeki yang paling mahal dan berharga.
Inti dari kehidupan manusia adalah kehidupan ruh, kata para ulama “Wahai pelayan jasmani betapa seringnya kamu sakit, kecapean karena melayani jasmanimu, apakah kamu mencari keuntungan yang pasti rugi? fokuslah menata jiwa dan sempurnakan jiwa dan hatimu.”
Fokuslah pada hati sebagaimana yang diajarkan para ulama dan Nabi Muhammad SAW, itulah yang membedakan orang yang belajar agama dengan yang tidak belajar agama.
Orang awam hanya melihat apa yang terlihat tapi bagi para pencari ilmu melihat ssesuatu secara utuh, fokus pada batin, tanpa mengesampingkan zahir nya.
Kunci utama untuk merasakan bahwa iman dan ilmu itu lebih mahal daripada sekedar harta butuh waktu dan kesabaran, oleh karena itu mengapa para ulama tenang karena melihat rezeki secara batin.
Kekayaan bagi orang yang paham kehidupan adalah tentang rasa bukan tentang angka kata para ulama, Nabi Muhammad SAW menyatakan dalam hadits-nya:
“Kekayaan bukan banyaknya harta atau aset, tapi sesungguhnya kekayaan adalah kekayaan jiwa dan apa yang dirasa dalam jiwa.”
Kemudian muncul pertanyaan apakah manusia tidak perlu berusaha dan berikhtiar? manusia harus berusaha sebagaimana dijelasakan dalam hadits, Nabi Muhammad bersabda:
“Jika kalian bertawakal pada Allah dengan sebenar-benar tawakal seperti burung yang keluar di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam kondisi kenyang dan membawa makanan untuk anak-anaknya."
Hadits ini mempertegas bahwa manusia harus berikhtiar dan bertawal dengan sebaik-baiknya maka Allah akan memberikan rezeki.
Yang menjadi masalah manusia sering kali tidak bisa betawakal secara maksimal dan berharap lebih pada manusia, fokus pada makhluk, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.***