Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bahwa tidak sepantasnya dia menceritakan tentang keburukan ruang lingkupnya kepada seseorang yang baru kenal.
Keburukan ruang lingkup yang dimaksud seperti sifat buruk suami atau istrinya, kenalakan anaknya, mengeluhkan tentang orangtua atau merutanya, dan lainnya.
Dari pada menceritakan tentang keburukan, Ustadz Khalid Basalamah lebih menyarankan untuk membahas hal-hal yang positif.
Seperti masalah iman, penafsiran ayat Al-Quran, hadist Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Kecantikan vs Syariat, Bolehkah Perempuan Menindik Hidung? Ini Jawaban Ustadz Khalid Basalamah
Selain itu, Ustadz Khalid Basalamah juga memberikan contoh bahasan diluar keagamaan.
Diantaranya seperti pendidikan anak, prestasi, pekerjaan, dan manajemen perusahaan.
Kemudian laki-laki Ansar itu bertanya kembali ke Nabi Muhammad SAW.
"Siapa diantara mereka yang paling cerdas dan layak untuk dijadikan contoh, teman, pasangan hidup, dan rekan kerja?", tanya laki-laki Ansor kepada Nabi Muhammad SAW.
Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bahwa cerdas yang dimaksud adalah bukan karena dia memiliki gelar yang banyak, bukan karena memiliki perusahaan yang banyak, dan lainnya.
Nabi Muhammad SAW menjawab, "Orang mukmin yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian."
Ustadz Khalid Basalamah memberikan contoh yang dimaksud adalah seperti orang yang selalu mengingatkan kita ketika ingin melakukan kesalahan.
Seperti mengingatkan adanya hisab Allah, adanya timbangan amalan, dan tips terhindar dari siksa Allah SWT.
Sehingga ada saja hubungan pembicaraan mengenai apa yang akan dihadapi pada saat orang meninggal dunia.
Kemudian Ustadz Khalid Basalamah memberi sebuah kutipan perkataan Nabi Muhammad SAW mengenai pengaruhnya jika kita selalu membicarakan kematian.