Tiba-tiba ibunya datang dengan marah, tidak mengizinkan dia menjadi muallaf. Dia pun terbangun dari dalam mimpinya dan menceritakan kepada ayahnya.
Mimpi itu berulang hingga tiga kali. Menariknya, dimimpi yang ketiga dia mendengar seorang laki-laki yang menuntunnya untuk bersyahadat di telinga kanannya.
Caca juga menceritakan dua tahun belakangan ini, dia sering bermimpi puasa dan sholat Idul Fitri bersama orang disekelilingnya yang muslim.
Dia juga mengaku kerap kali mendapat dukungan untuk menjadi muallaf, khususnya dari temannya yang muslim.
Salah seorang temannya memberikan mukenah untuk digunakan belajar sholat.
“Ustadz, apa yang harus saya lakukan atau jalan mana yang harus saya ambil karena saya merasa, saya ada di perahu kecil dan terombang-ambing dari dua perahu besar di kiri dan kanan.
Tapi, di dua kapal besar yang ada di kiri dan kanan ini tidak ada tali ataupun tangga yang bisa membantu saya untuk naik, sehingga saya harus memilih jalan sendiri,” tanya Caca dengan suara yang serak karena menangis.
Ustadz Hanan Attaki pun menjelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala memberikan nasihat kepada seluruh hamba-Nya.
Nasihat itu berbunyi Firman-Nya, “Laa ikraaha fiddiin” yang artinya tidak ada paksaan untuk memasuki agam Islam, maka siapapun tidak boleh dan tidak berhak memaksakan saudaranya, anaknya atau temannya, siapapun untuk menjadi muslim.
Karena Islam tidak diterima dengan paksaan, tetapi Islam diterima dengan kesadaran.
Putuskan berislam karena sadar dan yakin akan kebenaran Islam.
Ustadz Hanan Attaki juga menyampaikan bahwa setiap mimpi dari Caca adalah tanda-tanda atau petunjuk dari Allah Subhanahu Wata’ala, tapi Allah tidak ingin memaksakan.
Tinggal Caca yang mencari dan membaca apa maksud dari setiap petunjuk itu.
Baca Juga: Jangan Tergesa gesa! Ustadz Hanan Attaki Menjelaskan Bahaya Dan Mudharat Dari Sikap Terburu-buru