Ia pun berhenti menghadiri gereja, melanjutkan studinya, dan sering berdiskusi tentang agama dengan teman-temannya.
Suatu hari, ia terlibat dalam perdebatan dengan seorang rekan Muslim yang kemudian memberinya Al-Quran.
Sebelum membacanya, temannya mengajarkannya tata cara wudhu, dan ia pun berjanji akan melakukannya sebelum membaca.
Cobaan muncul ketika temannya yang biasanya memberinya tumpangan menolak kehadirannya karena membawa Al-Quran. Ia pun berjalan pulang, tetap bertekad untuk memahami kitab tersebut.
Setibanya di rumah, ia menempatkan Al-Quran dan Alkitab di tempat tidurnya, lalu membandingkan ayat-ayat awal kedua kitab itu.
Namun, saat membaca Al-Quran, ia merasa sesuatu yang berbeda. Ayat yang berbunyi “tidak ada keraguan bagi orang-orang yang beriman” membuatnya tertegun.
Tanpa sadar, ia tertidur dan terbangun di tengah malam dengan rasa takut yang luar biasa.
Khawatir ada sesuatu yang salah, ia menghubungi layanan darurat “911.” Namun, yang menjawab ternyata bukan petugas biasa.
Ia terhubung dengan seorang imam yang memperkenalkan diri sebagai Imam Rasheed dari masjid terdekat.
Imam tersebut menjelaskan bahwa mimpi buruk yang dialaminya adalah bentuk penyucian diri dari konsep-konsep yang salah.
Imam Rasheed kemudian mengajak dirinya untuk mengucapkan syahadat sebagai bukti keimanannya kepada Allah dan Nabi Muhammad.
Baca Juga: Kalian Harus Tahu! Inilah Beberapa Pengertian Wali Songo, Benarkah Jumlahnya Tidak Hanya Sembilan?
Merasa yakin, ia mengikuti ajakan tersebut dan secara resmi menjadi seorang Muslim melalui telepon.
Sejak saat itu, hidupnya berubah. Imam Rasheed memberi kontak seorang perempuan Muslim yang bisa membimbingnya lebih jauh dalam memahami Islam.