Jika dibandingkan dengan Rasulallah SAW yang meskipun dosa-dosanya telah diampuni, beliau tetap bangun malam untuk shalat hingga kakinya bengkak.
Pada saat itu, Aisya RA terheran dan bertanya kepada Rasulallah SAW.
"Kenapa engkau melakukan seperti ini ya Rasulallah? Padahal dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni", tanya Aisyah RA.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Apakah tidak pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari: 4837).
Dari hadist tersebut, Nabi Muhammad SAW bukan lagi mengejar keutamaan shalat, namun sudah berada pada tingkat bersyukur.
Karena ibadah merupakan tanda cinta dan syukur, bukan sekedar mencari pahala.
Maka dari itu, semoga kita selalu diberi keinginan dan dorongan untuk beribadah.
Bukan hanya karena keutamaannya, tapi juga sebagai tanda syukur atas semua nikmatnya.
Jangan sampai kita terlena hingga kehilangan karunia terbesar ini (kenikmatan untuk terus mendekat kepada Allah SWT). ***