GENMUSLIM.id - Ustadz Hanan Attaki dalam ceramahnya menjelaskan mengenai keutamaan dzikir kepada Allah.
Rasulullah SAW mengatakan, perumpamaan orang yang mukmin yang berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup.
Sedangkan orang yang hati dan jiwanya tidak pernah mengingat Allah, dia seperti jasad tanpa nyawa.
Dzikir merupakan salah satu ibadah yang tentunya memiliki banyak keutamaan dan kebaikan. Salah satunya dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 190-191.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.’”
Baca Juga: Inilah Doa Untuk Orang yang Sakit Hati, Ustadz Hanan Attaki: Mintalah yang Baik-Baik Meski Terzalimi
Allah memerintahkan umat Islam untuk mengingat Allah dalam berbagai keadaan. Tidak hanya ketika salat, tetapi juga ketika di luar salat.
Melansir YouTube Hanan Attaki pada 31 Oktober 2024, Ustadz Hanan Attaki mengatakan bahwa makna mengingat Allah ketika duduk, berdiri, atau berbaring, adalah bahwa kita mengingat Allah dalam aktivitas apapun.
Berdasarkan ayat di atas, orang yang ulul albab dapat dimaknai sebagai seseorang yang memiliki pikiran yang cerdas, perasaan yang peka, dan hati yang lembut, sebagaimana yang dijelaskan Ustadz Hanan Attaki.
Adapun salah satu ciri dari orang yang termasuk ke dalam golongan ulul albab adalah bahwa dia senantiasa berdzikir atau mengingat Allah.
Berdzikir kepada Allah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dzikir dengan lisan. Cara ini berarti bahwa kita selalu mengawali segala sesuatu dengan menyebut nama Allah.
Saat kita hendak melakukan aktivitas, kita awali dengan mengucap doa atau basmalah. Bahkan, perilaku mubah yang diawali dengan basmalah, bisa bernilai ibadah.