GENMUSLIM.id - Ketika Allah mencabut nikmat beribadah, banyak dari kita mungkin bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita?
Ustadz Khalid Basalamah, seorang pendakwah yang dikenal dengan gaya penyampaiannya yang lembut namun penuh makna, memberikan pesan mendalam terkait fenomena ini.
Dalam pandangan Islam, kehilangan kenikmatan beribadah bukan hanya sekadar ujian, melainkan tanda penting yang mengajak kita untuk introspeksi diri. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari situasi ini?
Sebagaimana seseorang datang kepada Hasan Al-Basri lalu berkata"Saya, sudah sekian tahun buat dosa, saya nggak pernah liat tuh ada siksaan Allah."
Baca Juga: Istimewa! Kisah Perang Badar dari Ustadz Khalid Basalamah Menggambarkan Kemenangan Sejati
Karena seseorang tersebut berpikir bahwasannya badannya sehat, masih punya pekerjaan, punya pendapatan, ada keluarganya tapi orang tersebut bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta A'la.
Kata Hasan Al-Basri "Kamu sangat keliru, saya ingin tanya apakah selama ini kau bisa shalat tepat waktu?" orang yang tadi bertemu Hasan Al-Basri mengatakan "tidak bisa".
Kemudian Hasan Al-Basri bertanya kembali"Apakah selama ini kau selalu sholat malam?" orang tersebut menjawab"tidak"Kemudian ditanya lagi orang tersebut"Apakah Shalat dhuhamu terjaga?" dan dijawab"tidak" lagi oleh orang tersebut.
Maka kata Hasan Al-Basri"Itulah hukuman Allah yang paling berat kepada dirimu, karena disaat diangkat dari seseorang tidak ada keinginan untuk ibadah" Karena pasti orang yang bertanya pada Hasan Al-Basri akan terjerumus.
Pesan penting dari Ustadz Khalid Basalamah ini mengingatkan kita bahwa ketika Allah mencabut kenikmatan dalam beribadah, ada makna mendalam di baliknya yang menggugah hati.
Hal ini bukan sekadar ujian, tetapi juga bentuk kasih sayang Allah, mengingatkan kita untuk terus memperbaiki diri dan meraih kedekatan dengan-Nya.
Ketika kenikmatan beribadah terasa berkurang, kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah ada hal yang membuat hati ini jauh dari Allah? Apakah kita masih menjadikan-Nya sebagai prioritas utama, ataukah sudah teralihkan oleh dunia?
Dengan menyadari hal ini, kita dapat memahami bahwa hilangnya nikmat beribadah adalah ajakan untuk kembali ke jalan yang benar.
Penting untuk merenungkan dan mengambil tindakan nyata, seperti memperbanyak tobat, meningkatkan amalan, dan menumbuhkan keikhlasan dalam setiap ibadah.
