Sahabat itu bernama Salman Al-Farisi, ia mengatakan strategi perang kali ini adalah membuat parit untuk mengecohi lawan.
Usulan yang diberikan Salman Al-Farisi kepada Rasulullah dan sahabat-sahabat yang lain langsung disetujui.
Proses pembuatan parit berlangsung selama 6 hari. Kali ini kaum Muslimin dibantu oleh kaum Yahudi untuk menggali parit.
Ada beberapa yang tidak meyakini ide yang diberikan oleh Salman tersebut.
Tapi dengan keyakinan dan kesabaran yang kuat, akhirnya mereka mampu memenangkan perang tersebut.
Sehingga perang tersebut dinamakan sebagai perang Khandaq (parit) atau perang Ahzab.
Hal ini diabadikan dalam Al-Quran surah Al-Ahzab,” Jelas Ustaz Felix Siauw kepada audiens yang hadir dalam acara tersebut.
Dari contoh sejarah yang dipaparkan oleh ustaz Felix Siauw, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kaum Muslimin memiliki kecerdasan strategi dalam menghadapi musuh.
Selain itu, dapat mengingatkan kita akan kebesaran Allah dan kecerdasan Rasulullah dalam kepemimpinan.
Ini menjadi pelajaran yang berharga untuk kita teladani dari sisi kepemimpinan, strategi, dan kesabaran.
Baca Juga: Tegas! Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Perbedaan Dosa Zina dan LGBT yang Banyak Disalahpahami
Melihat dari perkembangan ilmu sejarah, sudah banyak sekolah maupun universitas menerapkan kurikulum yang di dalamnya terdapat mata pelajaran sejarah.
Hal ini menyadarkan kita bahwa anak-anak sebagai generasi penerus harus lebih sadar akan pentingnya sejarah.
Mereka harus mengetahui sejarah-sejarah yang ada di sekitaran mereka, mulai dari sejarah lokal maupun sejarah tentang Islam.