Padahal, secara logis, hanya dengan mengirim surat dari Madinah ke Mesir tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, keyakinan penuh Umar kepada Allah-lah yang mendatangkan keajaiban tersebut.
Dalam konteks modern, kita mungkin sering berpikir bahwa keajaiban sudah tidak terjadi lagi. Namun sebenarnya, keajaiban masih bisa kita alami jika kita memperkuat keyakinan kita kepada Allah.
Keyakinan ini harus diiringi dengan usaha yang maksimal, namun pada akhirnya hasil dari usaha tersebut harus kita serahkan kepada Allah.
Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Ayat ini menegaskan pentingnya ikhtiar sebagai langkah awal untuk meraih perubahan. Kita tidak boleh hanya berpangku tangan dan menunggu keajaiban tanpa berusaha.
Setelah berikhtiar dengan sungguh-sungguh, barulah kita bertawakal. Tawakal bukanlah pasif, melainkan sikap optimis dan percaya bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik.
Rasulullah SAW bersabda, "Ikatlah untamu, kemudian bertawakallah kepada Allah." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menggambarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.
Mengikat unta adalah ikhtiar, mencegahnya hilang. Setelah itu, barulah kita bertawakal kepada Allah agar unta tersebut tetap aman.
Keajaiban keyakinan akan muncul ketika ikhtiar dan tawakal berjalan beriringan. Keyakinan yang teguh akan memberikan ketenangan hati, kekuatan, dan optimisme dalam menghadapi segala tantangan.
Dengan keyakinan, ikhtiar, dan tawakal, kita akan mampu meraih ridha Allah dan mencapai kesuksesan dunia akhirat. ***
